SuaraJawaTengah.id - Distribusi gas tak pernah berhenti dilakukan oleh PT Pertamina. Meskipun perjuangan tersebut tak mudah, mencukupi kebutuhan energi untuk masyarakat adalah hal utama.
Kapal Gas Attaka memiliki peran penting dalam mendistribusikan energi jenis gas yang dibutuhkan oleh pelaku bisnis dan rumah tangga.
Perjalanan tanpa henti pun dilakukan oleh Kapal yang bisa mengangkut 1.700 metrik ton gas. Hal itu untuk mencukupi kebutuhan masyarakat di Jawa Tengah.
Kapal Gas Attaka melakukan pelayaran dari Tanjung Sekong ke semarang. Dalam sebulan, kru kapal bisa mengirimkan energi yang dibutuhkan oleh masyarakat sebanyak empat kali.
Baca Juga:Kompak Turun, Berikut Daftar Harga BBM Pertamina dan Shell Terkini
Namun yang menjadi perhatian adalah kehidupan kru kapal Gas Attaka. Mereka harus bertahan di atas laut selama 8 bulan.
Suara.com mendapatkan kesempatan untuk melihat langsung bagaimana kehidupan kru kapal Gas Attaka.
Disiplin dan penuh hati-hati, itulah yang dirasakan saat menaiki kapal milik PT Pertamina tersebut.
Saat menaiki kapal, saya pun bertemu dengan Chief Officer kapal gas attaka Imanuel Pandiangan. Ia menjelaskan aturan yang harus dipatuhi saat menaiki kapal tersebut.
Ia pun menunjukan kehidupan di atas kapal yang harus dijalani oleh 23 kru termasuk Nahkoda selama 8 bulan.
Baca Juga:Perbandingan Harga BBM Shell dan Pertamina Terbaru, Mana yang Lebih Murah?
"Kita disatukan di atas kapal. Selama 8 bulan kami tidak melihat daratan, alat cukur saja disediakan, jadi bisa cukur-cukaran bareng, dan happy ending," ujarnya saat tiba di Pesisir Semarang, Jumat (8/10/2022).
Imanuel menyebut, kru Kapal Gas Attaka ini terdiri 23 orang. Ada dari nahkoda, ahli mesin, hingga chef yang menyediakan makanan setiap harinya.
"Setiap bulannya kita disediakan untuk belanja makanan secara higenis, dan dipilihkan kantor yang terbaik dan akan dikirimkan ke pelanbuhan terdekat," ucapnya.
Selain itu ia menyebutkan, sistem kerja yang diterapkan pun dibagi menjadi tiga jam jaga. Hal itu untuk menjaga kapal penggangkut gas tersebut aman dari insiden di tengah laut.
"Untuk pekerjaan dibagi tiga jam jaga. mualim 1 4-8 pagi dan 4-8 sore, kita juga ditemani juru mudi. untuk menjaga performa kapal. Lalu mualim 3 8-12 pagi dan malam, selanjutnya mualim 2 sampai jam 4. Dari situ kita laporkan ke kapten, dan dilaporkan ke kantor," ucapnya.
Yang menjadi pertanyaan, lalu bagaimana para kru kapal Gas Attaka menghubungi keluarganya?
Hal itu tentu menjadi pertanyaan, sebab para kru kapal hanya bisa pulang ke rumah setelah berlayar selama 8 bulan.
"Jadi Pertamina internasional shipping juga memberikan fasilitas Wifi, kita bisa melakukan WA ke keluarga. Fasilitas sudah terjamin, bisa video call, telephone," ucapnya.
Selain itu, Imanuel menyebut juga ada tempat hiburan seperti Karaoke, tempat olaraga untuk menjaga kebugaran di atas kapal.
"Pada pandemi ini memang kita menghabiskan waktu di atas kapal. Setiap bulan kita melakukan ibadah bersama, semua hal positif terjadi di situ," ucapnya.
Namun, Pertamina ini menjamin soal kesehatan kita dan keluarga yang kita tinggalkan. Dan tentunya menyediakan seluruh kebutuhan di atas kapal.
Sementara itu, Direktur Armada Pertamina Internasional Shipping Muhammad Irfan Zainul Fikri menyebutkan kapal kargo Gas Attaka belum pernah terjadi insiden.
Ia mengungkapkan kapal tersebut memiliki rute tetap yaitu dari Tanjung Sekong ke Semarang.
"Gas Attaka merupakan kapal Tanker LPG dengan jenis Fully Pressurized. Kapal ini berlayar dari Terminal LPG Pertamina Tanjung Sekong ke semarang. Kebutuhan menyusaikan," jelasnya.
Namun yang membuat bangga, kapal Gas Attaka milik PT Pertamina itu bakal mempunyai rute baru. Tak main-main, rute berlayar kapal tersebut akan mengirimkan gas antar negara.
"Kapal ini akan kita alih fungsikan untuk cargo dari jepang ke china. Maka harus ada pengganti kapal Gas Attaka. Gas attaka dulu harganya 16 Juta US Dollar atau Rp250 miliar. Nantinya Bendera kapalnya pakai Indonesia. Kemudian dikemudikan oleh kru dari Indonesia," jelasnya.