"Dulu kabarnya warga Semarang mau dibunuh lewat racun yang dialirkan lewat sumber air Tuk Moedal," tukasnya.
Sedangkan menurut pemerhati sejarah, Johanes Cristiono, mengatakan kalau Tuk Moedal tidak pernah disinggung dalam buku-buku sejarah pertempuran lima hari di Semarang.
"Yang sering disinggung itu tandon di Siranda. Waktu itu hanya tersiar kabar tandon Siranda dirancuni. Sebenarnya isu itu tidak ada. Kalau pun ada, warga setempat sudah ada korban meninggal. Itu hanya kabar burung," kata Johanes ketika dihubungi lewat saluran telpon, Rabu (5/7).
Johanes mengatakan pemicu pertempuran lima hari di Semarang lantaran Dokter Kariadi dibunuh tentara Jepang saat hendak mengecek air di tandong Siranda apakah ada racun atau tidak.
Baca Juga:Langsung Tunjukan di Laga Perdana PSIS Semarang, Carlos Fortes Tak Ingin Jadi Pesakitan Lagi
Kebetulan saat itu Dokter Kariadi bertugas dan bertanggungjawab sebagai Kepala Laboratorium Malaria di RS Pusat Rumah Sakit Rakyat (Purusara) Semarang.
"Tapi bisa jadi aliran air tandon Siranda itu dari Tuk Moedal. Mungkin sumber air Tuk Moedal masuk dulu ke Depot Jangli, lalu dialirkan ke Tandon Siranda. Sepengetahuan pembagian air yang saya tau begitu," jelas Johanes.
"Karena memang selama saya membaca buku-buku sejarah kaitannya dengan peristiwa pertempuran lima hari. Tuk Moedal nggak pernah disinggung sedikit pun," pungkasnya.
Kontributor: Ikhsan