SuaraJawaTengah.id - Sudah lima hari berturut-turut, embun upas menghantam kawasan Dieng, Banjarnegara, Jawa Tengah.
Meski embun es menjadi daya tarik wisatawan dan meningkatkan jumlah kunjungan, ternyata berbeda yang dirasakan oleh para petani kentang.
Sebab, embun es yang juga disebut embun upas menjadi salah satu pemicu gagal panen bagi petani kentang di Dieng.
Kondisi tanaman kentang yang terkena embun yang membeku tampak mengering dan mati. Embun es, kini meluas hingga ke area pertanian milik warga.
Baca Juga:Minus 5 Derajat, Embun Es Dieng Muncul Komplek Candi Arjuna dan Lahan Pertanian
Dampak buruk tersebut dirasakan oleh salah satu petani Dieng, Suwandi. Ia menyebut, tanaman petani rusak akibat embun es.
"Kalau embunnya besar kering semua, mati tanaman kentang," ujar dia, Minggu (30/7/2023)
Ia mengatakan, dampak buruk embun upas hanya dialami oleh tanaman kentang.
"Kalau seperti tanaman kubis nggak begitu (berdampak). Iya gagal panen (kentang)," jelasnya.
Biasanya, embun upas menyerang tanaman kentang yang berusia antara 2 sampai 3 bulan.
"Misalnya itu umur 50 hari kalau udah kena embun upas udah gagal panen. Nggak bisa (diselamatkan) pasti mati," ujar dia.
Baca Juga:Cara Membuat Keripik Kentang Renyah, Rendam Pakai Air Dingin 30 Menit
Meski fenomena embun es kerap muncul, namun petani kentang sebagian petani mengaku belum bisa mengantisipasi kerugian.
"Sulit menanggulangi karena nggak tau datangnya kapan (embun es)," jelas dia.
Kontributor : Citra Ningsih