Demi Sang Pujaan Hati di Semarang, Pemuda Asal Rusia Rela Jadi Mualaf

Besarnya cinta seorang pemuda asal Rusia, inesial PSL terhadap pujaan hatinya membuat dia rela berkorban memeluk agama Islam atau mualaf

Budi Arista Romadhoni
Rabu, 16 Agustus 2023 | 08:02 WIB
Demi Sang Pujaan Hati di Semarang, Pemuda Asal Rusia Rela Jadi Mualaf
Ilustrasi pernikahan. Besarnya cinta seorang pemuda asal Rusia, inesial PSL terhadap pujaan hatinya membuat dia rela berkorban memeluk agama Islam atau mualaf. (unsplash.com/Jeremy Wong Weddings)

SuaraJawaTengah.id - Besarnya cinta seorang pemuda asal Rusia, PSL terhadap pujaan hatinya membuat dia rela berkorban memeluk agama Islam.

Pengorbanan lelaki berusia 27 tahun menjadi mualaf tersebut agar ia bisa menikahi kekasihnya asal Semarang, inesial DIS  yang tak ingin disebut namanya.

Kedua sejoli itu kenal serta menjalin asmara berawal dari perkenalan di sosial media sedari tahun 2022. Karena merasa yakin akan pilihannya, PSL kemudian menemui keluarga pihak perempuan di yang berada di Kecamatan Ngaliyan bulan Juni kemarin.

Untuk mendapatkan restu orang tua, PSL rela berkorban dengan pindah agama dan memutuskan menjadi seorang mualaf. Niatan baik Pavel itu lalu dipertemukan dengan tokoh agama setempat.

Baca Juga:Hasil BRI Liga 1: Gulung Dewa United, PSIS Semarang Tembus Tiga Besar Klasemen

Di musala Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Ma'rufiyyah pada hari Jumat (11/8) pukul 08.00 WIB. PSL akhirnya mengucapakan dua kalimat syahadat dibimbing pengasuh pesantren serta disaksikan oleh santri, warga, serta calon istrinya.

"Udah jauh-jauh hari sekitar satu bulanan, mbak "inesial DIS" berpesan kepada saya. Ada calon suaminya yang bakal kesini (Ponpes Al-Ma'rufiyyah) minta dibantu untuk mengislamkan," ucap seorang saksi Syaiful Amar, Senin (14/8/2023) malam.

Menurut lelaki yang akrab disapa Syaiful, prosesi pengislaman pemuda kelahiran Tambov 12 September 1996 berjalan lancar. Meski terbata-bata, PSL mampu mengucapkan dua kalimat syahadat dalam dua bahasa.

"Biasanya setelah prosesi pengucapan kalimat syahadat diajarkan tata cara salat. Karena kemarin waktunya mepet, saya hanya mengajak Pavel untuk salat Jumat," tutur Syaiful.

Kendati telah menjadi mualaf, PSL tidak akan berganti nama. Menurut Syaiful hal tersebut bukanlah suatu kewajiban yang mengharuskan orang yang baru masuk Islam untuk mengubah namanya.

Baca Juga:Dapat Sanksi Komdis PSSI Gara-gara Ledakan Petasan, Ini Komentar Bos PSIS Semarang

"Kata calon istri sudah belajar membaca Al-fatihah. Surat pembuka di Al-Quran itu penting karena dipakai buat doa dan salat," paparnya.

Ternyata PSL bukan satu-satu orang yang dibimbing masuk Islam di Ponpes Al-Ma'rufiyyah. Ada dua orang luar negeri lainnya yang diislamkan di ponpes tersebut dikarenakan masalah asmara.

Syaiful mengakui fenomena orang masuk Islam karena asmara lumrah terjadi di Indonesia. Dia pun senang lantaran sedari dulu pernikahan jadi salah satu media orang memeluk agama Islam.

"Kewajiban umat muslim pada orang yang baru masuk Islam adalah memberikan zakat. Kemarin kita ngasih semampunya, walau pun dia tidak kekurangan, hal itu sebagai bentuk sambutan selamat datang di keluarga besar Islam," tukasnya.

Kontributor: Ikhsan

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini