SuaraJawaTengah.id - Boyong Oyod Genggong adalah ritual unik Desa Kalilunjar, Kecamatan Banjarnegara, Jawa Tengah.
Suasana tradisional sangat terasa ketika prosesi kirab dimulai. Tak hanya peserta kirab, para warga desa juga kompak memakai baju adat setempat.
Di sepanjang jalan desa, berjajar 2023 nasi tumpeng. Nasi tumpeng tersebut dibuat secara bersama-sama oleh warga desa sebelum prosesi kirab yang disebut “adang gedhe”.
Adang gedhe yang berarti menanak nasi dengan cara tradisional menggunakan dandang dalam jumlah besar atau banyak.
Baca Juga:Jadi Lautan Daging, Begini Penampakan Hasil Kurban 73 Sapi dan 273 Kambing di Banjarnegara
"Ada sebanyak 2023 nasi tumpeng, jumlah tersebut sesuai dengan tahun sekarang," sebut Slamet, Kepala Desa Kalilunjar, Rabu (30/8/2023).
Sementara nama kirab Boyong oyod genggong berasal dari kata boyong yang berarti dibawa, kemudian oyod yang berarti akar dan gengong adalah jenis akar yang disebut oleh warga Desa Kalilunjar.
"Kirab dimulai dari pusat pemerintahan lama pada tahun 1833 ke kantor desa saat ini. Sedangkan genggong sendiri adalah sebutan khusus dadi warga untuk menyebut akar gong, karena sejatinya tidak ada akar atau pohon genggong," jelasnya.
Dalam barisan kirab juga tampak sejumlah akar yang berusia ratusan tahun. Akar tersebut mewakili filosofi agar manusia berperan seperti akar.
"Akar yang memberi filosofi dimana manusia berbuat baik namun tidak tampak, seperti akar sebagai penopang pohon," ujarnya.
Baca Juga:Lebih Separuh Warga Berkurban, Kisah Tradisi Dusun Krajan yang Dibanjiri Daging saat Idul Adha
Kirab boyong oyod genggong ini sudah dilakukan secara rutin setiap tahun. Warga antusias bergotong royong menyiapkan pesta rakyat desa tersebut.
Usai prosesi kirab rampung, para warga berebut gunungan setinggi tiga meter. Bahkan, warga sampai rela memanjat gunungan agar mendapat keberkahan.
Salah satu warga mengaku rela berebut dan memanjat untuk mendapat keberkahan.
"Agar dapat keberkahan. Buat masak (sayurnya). Rutin (ikut berebut gunungan)," ungkap Muklas yang berhasil mendapat sayur mayur gunungan.
Tibalah pada akhir prosesi kirab yaitu makan tumpeng bersama. Semua warga sudsh bersiap untuk menikmati bersama ribuan tumpeng bersama-sama.
Kontributor : Citra Ningsih