SuaraJawaTengah.id - Sedikitnya ada dua ribu warga yang mengalami krisis air bersih di Desa Kaliajir, Kecamatan Purwanegara, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah.
Salah satu warga Desa Kaliajir, Miskem mengaku dirinya setiap hari harus mengambil air di sungai untuk keperluan sehari-hari.
Tak tanggung-taggung, jarak yang harus ia tempuh dari rumahnya kurang lebih mencapai 2 kilometer.
“Ya ambil disungai. Dua kilometer (jarak sungai dengan rumah),” ungkapnya sambil menunjuk ke arah dimana sungai berada, Rabu (6/9/2023).
Baca Juga:Dokter Ungkap Air Tanah Tetap Aman Dikonsumsi, Asal Jangan Lupa Dimasak Dulu
Tak hanya jauh, medan yang harus ditempuh Miskem dan warga lainnya juga tak mudah.
Lokasi sungai yang berada dibawa bukit, warga tak bisa menggunakan kendaraan untuk mbawa air dari sungai.
Sehingga, mereka terpaksa membawa jerigen yang sudah terisi air dengan cara manual.
Dalam sehari, Miskem harus bolak balik ke sungai sebanyak tiga kali.
“Sungainya dibawah sana, ya digendong. Sehari tiga kali. Buat nyuci, masak, ya buat keperluan,” ungkapnya.
Selain harus berjuang menempuh jarak dan medan yang tak mudah, warga harus saling berbagi karena stok air sungai mulai menipis.
“Ya antre, gantian sama yang lain,”kata dia.
Sementara itu, untuk membantu warga, pemerintah desa hanya bisa meminta pengiriman air bersih atau dropping.
“Warga ada dua ribu lebih, kami minta bantuan dropping air tapi tidak bisa setiap hari datang karena bergilir dengan daerah lain, jadi tidak bisa diandalkan,”jelas Latif Fatayan, kepala Dusun saat dikonfirmasi.
Sementara Kepala Bagian Kedaruratan dan Logistik BPBD Banjarnegara, Andri Sulistyo menyebut, pihaknya melakukan droping setiap hari.
“Hari ini saja sudah ada lima permintaan untuk bantuan air, hanya saja kami keterbatasan alat dan tangki,”jelasnya.
Kontributor : Citra Ningsih