Tak Hanya Pelecehan Seksual, Pimpinan Ponpes di Kota Semarang Makan Dana Umat Berkedok BMT

Pimpinan Ponpes menipu para korban berkedok investasi syariah melalui lembaga keuangan syariahBMT Khasanah yang ia dirikan

Budi Arista Romadhoni
Kamis, 07 September 2023 | 16:28 WIB
Tak Hanya Pelecehan Seksual, Pimpinan Ponpes di Kota Semarang Makan Dana Umat Berkedok BMT
Ilustrasi Pimpinan Ponpes menipu para korban berkedok investasi syariah melalui lembaga keuangan syariah BMT Khasanah yang ia dirikan.

SuaraJawaTengah.id - Tidak hanya melakukan pelecehan seksual. Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Hidayatul Hikmah Al Kahfi Kota Semarang, Muh Anwar alias Bayu Aji Anwari juga melakukan penipuan terhadap santri dan jemaah.

Dia menipu para korban berkedok investasi syariah melalui lembaga keuangan syariah Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) Khasanah yang ia dirikan.

Salah satu korban, Slamet Prihatin mengaku merugi sampai Rp100 Juta. Uang yang ia investasikan ke lembaga tersebut sudah tidak bisa ditarik lagi.

"Biaya pondok anak saya di Malang sebesar Rp30 Juta ternyata tidak dibayarkan. Jadi saya bayarnya double ke dia dan pondok," ucap Slamet saat ditemui di Sekretariat AJI Kota Semarang, Kamis (7/9).

Baca Juga:Begini Cara Cek Nomor Rekening Terindikasi Penipuan via Portal Kemenkominfo

"Anak-anak jemaah itu dipondokkan di Malang melalui perantara dia. Segala urusan biaya juga lewat perantara dia," tambahnya.

Borok BMT Khasanah ternyata bodong mulai terungkap saat ada seorang jemaah yang ingin menarik uang tabungan.

Akan tetapi, kata Slamet kas BMT saat itu sama sekali tidak ada. Bahkan dia dan beberapa orang dihubungi Muh Anwar untuk mencarikan uang agar bisa mengembalikan tabungan jemaah tersebut.

"Karena saya masih berprasangka baik, tak anggap kosongnya kas BMT untuk pembangunan pesantren," imbuh Slamet.

Slamet kemudian menuruti perintah Muh Anwar dengan mencari pinjaman ke bank dengan jaminan sertifikat rumahnya.

Baca Juga:Viral! Dua Remaja Tukarkan 2 Kantong Recehan Di Restoran Emados Kramat Jati, Setelah Dihitung Ternyata...

Seiring berjalan waktua, dia kesal karena Muh Anwar ternyata ingkar janji. Sebelum Slamet berani menggadai sertifikat rumahnya di bank. Slamet dijanjikan akan diberikan sertifikat rumah Muh Anwar sebagi pengganti.

"Kok jadi kayak gini, saya merasa dibohongi. Saya kemudian inisiatif untuk melaporkan ke Polrestabes Semarang supaya jemaah yang mengikuti dia tidak terpengaruh," beber Slamet.

"BMT Khasanah hanya nama, bentuk operasional tidak jelas. Karena kekuasaan tunggal dan pengurusnya hanya dia," lanjutnya.

Awal Mula Pendirian BMT

Slamet menyebut korban penipuan nggak hanya dia. Ada sekitar 100 jemaah yang kemungkinan jadi korban investasi bodong Muh Anwar.

"Kita tertipu karena nggak pernah pakai logika, hanya pakai perasaan. Mungkin paling banyak bu dokter," tutur Slamet sembari menunjuk perempuan yang duduk didepannya.

Slamet lalu mengenang awal mula dia kepicut berinvetasi dan menjadi jemaah Muh Anwar setelah mendapat musibah di PHK sebagai sales pada tahun 1998.

Dia dikenalkan ke Muh Anwar oleh adik iparnya. Saat itu Slamet cukup senang bisa bertemu dengan Muh Anwar karena beban hidupnya berkurang lantaran sering mengikuti pengajian yang dipimpin langsung olehnya.

"Wah kebetulan ini yang saya cari. Karena sewaktu saya di PHK, saya kebingungan," paparnya.

Dari tahun ke tahun, perkumpulan pengajian yang dipimpin Muh Amwar pun berkembang menjadi pondok pesantren dan lembaga keuangan BMT.

"Dia bilang ke jemaah kalau kita begini aja tidak akan maju. Bagaimana kalau kita bikin lembaga pesantren dan lembaga keuangan. Sebagai jemaah kita tidak pernah punya pikiran negatif maupun curiga sedikit pun," pungkasnya.

Kontributor: Ikhsan

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini