Ternyata Ini Riwayat Jawa Tengah Selalu Identik Disebut Sebagai Kandang Banteng

Jawa Tengah dalam beberapa kurun waktu belakangan dikenal sebagai kandang banteng. Ini merupakan lumbung suara andalan untuk PDI Perjuangan sejak era Jokowi hingga Ganjar

Galih Priatmojo
Sabtu, 06 Januari 2024 | 18:02 WIB
Ternyata Ini Riwayat Jawa Tengah Selalu Identik Disebut Sebagai Kandang Banteng
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Gubernur Bali Wayan Koster menandatangani nota kesepahaman (MoU) budaya Jawa-Bali di saksikan Megawati Soekarnoputri, Jumat (16/6/2023). [Dok. DPP PDIP]

SuaraJawaTengah.id - Baru-baru ini ketua Dewan Pembina Relawan Prabowo Budiman Bersatu atau Prabu, Budiman Sudjatmiko menyebut bahwa Jateng tidak lagi identik dengan kandang banteng

Terlepas dari klaim tersebut, Jawa Tengah selama ini memang identik dikenal sebagai kandang banteng. 

Dalam konteks ini kandang banteng mengacu pada PDI Perjuangan yang nyaris selalu menang dan menyumbang suara besar untuk PDI perjuangan. 

Jokowi bahkan dalam dua periode merasakan sumbangsih suara PDI Perjuangan yang besar dari wilayah Jawa Tengah yang turut mendongkrak perolehan suaranya secara nasional. 

Baca Juga:Libur Nataru, Indosat Layani Puncak Lonjakan Trafik Data 11% di Jawa Tengah dan Yogyakarta

Berdasar data ketika Pilpres 2014, Jokowi yang kala itu berpasangan dengan Jusuf Kalla meraup suara dari Jawa Tengah sebesar 12.959.540. 

Kemudian di saat Pilpres 2019, Jokowi yang berpasangan dengan Ma'ruf Amin memeroleh suara dari Jawa Tengah sebesar 16.825.511 dan termasuk yang terbesar dibanding 33 provinsi lainnya. 

Sumbangan suara yang besar dari Jawa Tengah itu diidentikkan dengan suara para kader dan simpatisan PDI Perjuangan yang merupakan partai tempat Jokowi bernaung. 

Lalu kenapa bisa jadi kandang banteng?

Ternyata berdasar riwayatnya, sebelum berevolusi menjadi PDI Perjuangan, wilayah Jawa Tengah memang punya tradisi yang kuat dengan suara marhaen nasionalis. 

Baca Juga:Nikita Mirzani Sebut Ganjar-Mahfud Tukang Nyinyir: Tugas Kalian Itu Kampanye

Di masa lampau sebelum PDI Perjuangan yang dirintis Megawati Soekarnoputri lahir, telah ada lebih dulu PNI bentukan ayahnya Soekarno. 

PNI yang dibentuk oleh Soekarno selalu punya suara yang besar di Jawa Tengah. Hal ini seperti terlihat saat gelaran pemilu 1955 yang merupakan pemilu pertama yang digelar Indonesia. 

Dikutip dari buku Tsabit Azinar Ahmad bertajuk Kampanye dan Pertarungan Politik di Jawa Tengah Menjelang Pemilihan Umum 1955, di ketahui Banyumas dan Pekalongan dahulu merupakan lumbung suara bagi PNI.

Di pemilu 1955, PNI mendulang suara yang cukup apik di Jawa Tengah.

Penyumbang utamanya yakni Banyumas. Kapuaten Banyumas bahkan didapuk sebagai daerah termerah di Jawa Tengah kala itu.

Di sana perolehan suara PNI sangat besar yakni 220.079. Mereka pun didapuk sebagai partai pemenang di Kabupaten Banyumas.

Di Pekalongan perolehan suara PNI juga tergolong besar yakni meraup 212.915 suara untuk DPR serta 123.427 untuk konstituante.

Disusul kemudian ada Wonogiri sebagai penyumbang suara terbesar ketiga bagi PNI semasa pemilu 1955 yang mampu meraup suara 167.467 suara untuk DPR dan 175.816 untuk konstituante.

Dalam pemilu yang pertama kali digelar itu, PNI menjadi partai pemenang di Jawa Tengah disusul PKI, NU serta Masyumi.

Dikutip dari derapjuang.id, tokoh-tokoh PNI di Jawa Tengah punya andil besar untuk membentuk wilayah tersebut menjadi kandang banteng. 

Di antaranya ada Hadisubeno Sosrowerdoyo, Boerhan serta Oemar Said.

Tradisi itupun terus lestari hingga kemunculan PDI yang kemudian bertransformasi menjadi PDI Perjuangan di masa selanjutnya.

Di masa PDI Perjuangan, identitas Jawa Tengah sebagai kandang banteng pun makin kuat lantaran banyak diantara tokoh yang diusungnya menjadi kepala daerah.

Sebut saja Jokowi, FX Rudyatmo, Hendrar Prihadi, Ganjar Pranowo hingga Gibran Rakabuming Raka.  

Ganjar Pranowo yang merupakan loyalis PDI Perjuangan bahkan mampu memenangi Pilkada Jateng dalam dua periode beruntun.

Fakta menarik lainnya yakni semenjak reformasi, Jawa Tengah selalu dipimpin gubernur yang berasal dari PDI Perjuangan yakni dari tahun 1998 hingga 2019. 

Ini yang kemudian secara politik menguatkan identitas Jawa Tengah sebagai kandang banteng. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini