Perubahan Kebijakan di Lingkungan Kerja Bisa Bikin Stres, Ini Tips Menghadapinya

Stres akibat pekerjaan adalah hal yang lumrah dialami setiap orang. Namun kadang hal itu menyebabkan orang gagal move on dan semakin terpuruk

Budi Arista Romadhoni
Selasa, 09 Januari 2024 | 08:47 WIB
Perubahan Kebijakan di Lingkungan Kerja Bisa Bikin Stres, Ini  Tips Menghadapinya
Ilustrasi stres akibat perubahan di lingkungan kerja (Freepik.com/jcomp)

SuaraJawaTengah.id - Stres akibat pekerjaan adalah hal yang lumrah dialami setiap orang. Namun kadang hal itu menyebabkan orang gagal move on dan semakin terpuruk karena terdapat perubuahan kebijakan yang sangat cepat di lingkungan kerja

Perubahan kepemimpinan maupun kebijakan perusahaan dapat dianggap sebagai hal yang biasa terjadi. Kendati begitu, tak semua orang bisa menghadapinya lalu merasa stres.

Menurut ahli saraf Dean Burnett, secara alamiah, otak tidak menyukai ketidakpastian akibat perubahan dan segala sesuatu yang tidak pasti berpotensi menjadi ancaman.

Sementara itu, penelitian yang dipublikasikan di jurnal Nature Communications menunjukkan orang sebenarnya mengalami lebih banyak stres akibat ketidakpastian ini dibandingkan dengan perubahan itu sendiri

Baca Juga:Pasang Target 50 persen Suara, Ganjar-Mahfud dan Prabowo-Gibran Siap Tempur di Jawa Tengah?

Lalu bagaimana cara menavigasi perubahan?

Menurut psikolog klinis Analisa Widyaningrum melalui keterangan tertulis Allianz, Senin (8/1) perubahan dapat dinavigasi dengan cerdas secara emosi. Kemampuan untuk mengolah emosi inilah yang dapat membantu seseorang melewati segala tantangan yang dihadapi dalam pekerjaan.

Kecerdasan emosional merupakan kemampuan manusia mengenali dan memahami emosinya lalu menggunakannya untuk mengelola diri sendiri dan hubungannya dengan orang lain.

“Mengolah hati dan perasaan memang bukan perkara mudah. Banyak hal yang tidak bisa dikendalikan yang dapat membuat seseorang tidak nyaman terhadap perubahan, namun bukan berarti membuat seseorang tersebut tidak kompeten. Penting bagi kita untuk memahami level kecerdasan emosi supaya kita bisa mengontrol perasaan dengan lebih baik,” kata Analisa.

Menurut Analisa, kecerdasan emosi sangat penting dalam dunia kerja karena dapat meningkatkan kolaborasi. Selain itu, dengan memiliki kecerdasan ini, karyawan juga mampu mengelola stres, tangguh menghadapi tantangan dan mengatasi ketidakpastian secara efisien sehingga kinerja menjadi lebih produktif, pencapaian target meningkat, dan bisa berkontribusi positif terhadap budaya perusahaan.

Baca Juga:Jamin Keberlanjutan Program Jokowi, TKN Prabowo-Gibran Incar 50 Persen Suara di Jawa Tengah

“Level kecerdasan emosi seseorang dapat terasa saat bekerja bersama orang tersebut. Bekerja dengan orang yang level kecerdasan emosinya tinggi, kita akan merasa lebih nyaman, tenang dan percaya diri. Hal ini dikarenakan orang tersebut memiliki kompetensi personal dan sosial yang baik,” tutur Analisa.

Kompetensi personal yaitu mampu memahami emosi yang dimiliki atau self-awareness dan mampu mengendalikannya dalam situasi sulit serta tetap profesional saat bekerja atau self-management.

Orang yang memiliki pemahaman emosi yang baik, dapat mengelola perasaannya untuk tidak berlarut-larut dalam kesedihan dan kekhawatiran. Dia bisa menerima perubahan dengan cepat dan memikirkan langkah ke depan.

Lalu ia juga memiliki kompetensi sosial yaitu mampu memahami perasaan orang lain dan memiliki keterampilan mengelola hubungan dan membangun dinamika tim yang efektif.

“Sebaliknya jika kita bekerja dengan orang yang level kecerdasan emosinya rendah, kita juga akan ikut terbawa merasakan sesuatu yang tidak nyaman, malas, bahkan cemas karena orang tersebut memancarkan aura serta emosi yang negatif,“ kata Analisa.

Analisa mengatakan saat emotional brain seseorang merasakan sesuatu yang cukup dalam, maka rational brain-lah yang membalikkan keadaan dan membawanya kembali ke dunia nyata sehingga meskipun dia sedang merasa sedih, tidak nyaman, kecewa, dia tetap bangkit dan melanjutkan hidup.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini