SuaraJawaTengah.id - Pengamat Politik dan Pemerintahan Universitas Diponegoro (Undip), Nur Hidayat Sardini menilai perebutan suara pemilihan umum (Pemilu) 2024 di Jawa Tengah semakin ketat.
Apalagi elektabilitas capres Ganjar Pranowo mengalami penurunan yang signifikan. Kemudian pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka meningkat.
"Lajunya 02 harus ditahan, masa lalu Ganjar Pranowo biarlah rakyat menilai. Itu tantangan besar buat PDIP ditinggalkan keluarga Jokowi, dan memilih Prabowo, kemudian promosi Gibran," katanya kepada Suara.com di Semarang pada Selasa (9/1/2024).
Nur Hidayat menyoroti Presiden Jokowi disebut ikut cawe-cawe dalam upaya pemenangan Capres-Cawapres tertentu.
Baca Juga:Ganjar Pranowo Ingin Bagi-bagi Jaket Top Gun, Netizen: Buset Mahal Banget!
"Sulit memisahkan antara posisi Jokowi sebagai presiden harus netral, kepentingan pribadi dan pemilu, tapi seorang ayah, itu sebagai sandungan," ujarnya saat dihubungi melalui sambungan telepon.
Selain itu, ia juga mencurigai kunjungan Ganjar Pranowo di Jawa Tengah selalu berbarengan dengan kegiatan Presiden Jokowi. Hal itu tentu menimbulkan pertanyaan.
"Seperti yang dikatakan Andi Widjajanto dan Sekjen PDIP, paslon no 3 saat kampanye di Purworejo tiba-tiba ada kunjungan Presiden di situ. kemudian di Brebes juga sama ada kunjungan tiba2-tiba ada tim presiden lalu pindah ke demak dan jepara," ujarnya.
"Apakah itu by design atau kebetulan?" tanya Nur Hidayat.
Diketahui Hasil survei menyebutkan, Ganjar-Mahfud masih 64% pada 2-10 Oktober 2023 versi Indikator. Lalu LSI Denny JA untuk paslon itu turun menjadi 61% pada 6-13 November 2023.
Baca Juga:PDIP Jateng Pede Jika Pemilu Digelar Minggu Ini, Ganjar Pranowo Menang Jadi Presiden
Terakhir survei CSIS 13-18 Desember 2023 menghitung Ganjar 43,3%, Prabowo yg dulu 10 persen jadi 36,5 %, sementara Anies 13%.