SuaraJawaTengah.id - Ekonomi Kerakyatan, Koperasi, dan UMKM harus menjadi perhatian utama para paslon Capres dan Cawapres di detik-detik terakhir menjelang pilpres yang akan digelar 14 Februari 2024 mendatang.
Ketua Umum Angkatan Muda Koperasi Indonesia (AMKI) Frans Meroga Panggabean mengatakan bahwa pemerintahan ke depan harus berpihak kepada koperasi dan UMKM sebagai soko guru perekonomian Indonesia menjawab tantangan Era Economy 5.0 serta dalam rangka mewujudkan Indonesia Emas 2045.
“Saat ini jumlah koperasi aktif di Indonesia adalah 130.354 unit dengan total anggota sebanyak 36 juta orang. Lalu kontribusi UMKM bagi Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia lebih dari 60%, serta UMKM menyerap tenaga kerja sebanyak 116 juta orang, berarti sangat jelas bahwa peran UMKM dan Koperasi adalah sokoguru perekonomian Indonesia,” kata Frans dikutip dari keterangan tertulis pada Kamis (8/2/2024).
Karena itulah AMKI mengagas buku yang berisikan pemikiran tentang Ekonomi Kerakyatan, Koperasi, dan UMKM dalam sebuah buku berjudul The Prabowo Mind: The New Indonesia Economy 5.0 Manifesto. Buku ini berisikan pemikiran dan keberpihakan Prabowo Subianto tentang konsepsi Ekonomi Kerakyatan dan UMKM menuju Indonesia Emas 2024.
Lebih lanjut Frans Meroga menyebut telah mencermati Prabowo sebagai calon presiden sangat menaruh perhatian besar kepada Koperasi dan UMKM.
“Pak Prabowo sendiri yang mengatakan bahwa beliau berasal dari keluarga koperasi saat menerima AMKI dan Presidium Gerakan Koperasi Indonesia di Rumah Kertanegara hari Kamis 25 Januari yang lalu,” terang Frans.
Frans menyebut dengan berkembang pesatnya era teknologi saat ini, jangan sampai membawa ekonomi Indonesia semakin kapitalistik. Teknologi haruslah dibawa pada implementasi Era Society 5.0 yang menjadikan masyarakat sebagai subjek.
Lebih lanjut, Frans mencermati program makan siang gratis yang digagas Prabowo Subianto untuk peningkatan gizi anak Indonesia serta mencegah stunting akan mengerakkan pelibatan Koperasi dan UMKM dalam proses penyedian makanan dan susu gratis bagi 80 juta anak sekolah, balita dan ibu hamil.
“Saya yakin apabila program ini dijalankan akan membawa peningkatan ekonomi Indonesia sebasar 2% ke depan karena program ini sebenarnya adalah strategi menciptakan pusat ekonomi baru sampai ke desa-desa,” pungkas Frans.