Puasa Bisa Berdampak Positif pada Kesehatan, Meringankan Gejala Maag

Ibadah puasa pada Bulan Suci Ramadan rupanya memberikan dampak positif terhadap kesehatan dalam tubuh

Budi Arista Romadhoni
Rabu, 13 Maret 2024 | 05:05 WIB
Puasa Bisa Berdampak Positif pada Kesehatan, Meringankan Gejala Maag
Ilustrasi maag (Pexels.com/cottonbro )

SuaraJawaTengah.id - Ibadah puasa pada Bulan Suci Ramadan rupanya memberikan dampak positif terhadap kesehatan dalam tubuh. Hal itu berdasarkan ungkapan dari Dokter spesialis Penyakit Dalam RS Cipto Mangunkusumo dr. Muhammad Firhat Idrus, SpPD, K-GEH. 

Ia mengatakan pada beberapa penelitian, melaksanakan ibadah puasa dapat mengurangi keparahan dari maag atau GERD karena makan di waktu yang sama setiap harinya. 

"Mungkin yang seringkali tercetus maagnya adalah saat awal puasa yang tadinya makan tiga kali sehari jadi dua kali sehari, tapi setelah itu gejalanya malah akan mengalami perbaikan," kata Firhat dikutip dari ANTARA pada Rabu (13/3/2024).

Firhat mengatakan puasa “memaksa” seseorang untuk makan secara teratur di jam yang sama yakni saat buka puasa dan makan sahur. Hal itu justru memperbaiki gejala maag atau GERD yang sering muncul di masyarakat.

Baca Juga:Mengenal Fase Rahmat di 10 Hari Pertama Bulan Ramadan 1445 Hijriah

Maag, atau dalam bahasa medis disebut dispepsia adalah suatu sindrom yang memiliki gejala khas seperti rasa tidak nyaman, mual, nyeri, muntah, kembung dan cepat kenyang.

Di antara gejala tersebut, bisa semakin parah di mana asam lambung bisa naik ke kerongkongan yang disebut Gastroesophageal reflux disease (GERD).

Dengan pola makan yang teratur, maka asam akan keluar dari lambung di jam yang tepat dengan asupan makanan yang cukup sehingga tidak menyebabkan nyeri atau rasa tidak nyaman.

Meskipun makan sudah di jam yang tepat, jika mengonsumsi makanan terlalu berlebihan juga dapat menyebabkan asam lambung naik dan terjadi maag dan GERD berkepanjangan saat bulan puasa.

“Kenapa maag pada bulan puasa sering kambuh itu karena konsumsi semua jenis makanan penyebab maag dan GERD di waktu yang sama dalam jumlah yang banyak, jadi lambung mendapatkan semua jenis pemicu asam lambung di waktu yang sama, itu bisa jadi penyebab utamanya,” katanya.

Baca Juga:Bukan Salat Tarawih, Ini Salat Sunnah yang Pahalanya Besar di Bulan Ramadan Kata Buya Yahya

Firhat menyarankan untuk tidak mengonsumsi berbagai jenis gorengan, santan, makanan pedas maupun berminyak saat berbuka puasa maupun sahur. Selain itu juga hindari makanan jeroan, gajih, dan kopi jika tidak ingin maag kambuh di tengah ibadah puasa.

Makanan pedas dan kopi dalam jumlah yang tidak terkontrol dapat meningkatkan risiko asam lambung naik ke kerongkongan.

“Selain itu banyak yang suka coklat terutama anak muda, makan asam seperti jeruk, lemon atau anggur, minuman bersoda yang di anak muda, itu yang mayoritas (pemicunya),” tambah Firhat.

Jika tergoda ingin mengonsumsi makanan tersebut, perlu kebijaksanaan untuk membagi porsinya pada salah satu jam makan yakni antara buka puasa atau sahur saja. Tingkatkan makanan rebus atau bakar dan perbanyak makan sayur.

Kunyah makanan secara perlahan dan tidak terburu-buru juga bisa jadi cara lambung agar tidak bekerja keras dan asam lambung menjadi naik. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Lifestyle

Terkini