Pesantren Jateng Deklarasikan Perang Melawan Bullying dan Kekerasan Seksual

Pesantren Jateng komitmen lawan bullying & kekerasan seksual. Gus Yasin dorong manajemen khusus, modul, & pendampingan psikolog di pesantren

Budi Arista Romadhoni
Sabtu, 25 Januari 2025 | 23:08 WIB
Pesantren Jateng Deklarasikan Perang Melawan Bullying dan Kekerasan Seksual
Wakil Gubernur Jateng terpilih, Taj Yasin Maimoen. [Istimewa]

SuaraJawaTengah.id - Pondok pesantren di Jawa Tengah berkomitmen menjadi garda terdepan dalam upaya melawan aksi bullying dan kekerasan seksual di lingkungan pendidikan. 

Hal ini ditegaskan oleh Taj Yasin Maimoen, Calon Wakil Gubernur Jawa Tengah terpilih, dalam acara 'Naharul Ijtima' RMI PWNU Jawa Tengah yang digelar di Pondok Pesantren Darul Amanah, Kendal, Sabtu (25/1/2025).

Menurut Gus Yasin, pondok pesantren perlu menciptakan tren baru yang menegaskan bahwa lingkungan pesantren bebas dari perundungan dan kekerasan seksual. 

Ia juga mendorong adanya manajemen khusus di setiap pesantren untuk menangani persoalan tersebut, termasuk penyusunan modul dan pendampingan oleh ahli psikologi.

Baca Juga:KPU Jateng Tetapkan Ahmad Luthfi-Gus Yasin Pemenang, 3 Hari Setelah MK Keluarkan Penetapan

"Kita sebarkan tren bahwa pondok pesantren adalah zona anti-bullying. Nantinya akan ada modul yang dibawa ke pesantren-pesantren, didukung pendampingan dari ahli psikologi dan psikiater," ujarnya.

Dukungan juga datang dari Pimpinan Pondok Pesantren Darul Amanah, KH. Muhammad Fatwa, yang menilai pendampingan psikologis sangat penting dalam mencegah kekerasan di pesantren.

"Ini menjadi tanggung jawab pesantren untuk ikut berkontribusi dalam membangun Indonesia tanpa kekerasan," tegasnya.

Pada kesempatan itu, seluruh pemimpin pesantren di Jawa Tengah mengikrarkan komitmen bersama untuk menjaga keutuhan NKRI, melindungi marwah pesantren, dan mendukung santri dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045.

Ketua RMI PWNU Jawa Tengah, KH. Ahmad Fadlullah Turmudzi, menambahkan bahwa santri dan pesantren siap berperan aktif dalam pembangunan bangsa. 

Baca Juga:Demak Banjir! Tanggul Jebol, Ratusan Rumah Terendam

"Kiai, Bu Nyai, dan santri adalah bagian penting dari ekosistem pesantren yang siap berkontribusi demi Indonesia Emas 2045," tuturnya.

Ikrar bersama ini menjadi simbol nyata bahwa pesantren tidak hanya sebagai tempat pendidikan agama, tetapi juga pilar penting dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang aman dan bebas dari kekerasan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini