Sejarah Lagu "Jangkrik Genggong" Sindiran Sosial Kota Semarang yang Masih Relevan hingga Sekarang

Lagu "Jangkrik Genggong" merupakan sindir banjir Semarang yang jadi masalah lama.

Budi Arista Romadhoni
Sabtu, 01 Februari 2025 | 10:45 WIB
Sejarah Lagu "Jangkrik Genggong" Sindiran Sosial Kota Semarang yang Masih Relevan hingga Sekarang
Anggota Satlantas Polrestabes Semarang membantu seorang pengendara sepeda motor yang terjebak banjir di sekitar Jalan Kaligawe Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (6/4/2024). [ANTARA/I.C. Senjaya]

SuaraJawaTengah.id - Memasuki awal tahun 2025, banjir kembali menjadi perhatian utama di Kota Semarang. Curah hujan ekstrem yang mengguyur Kota Semarang pada Rabu (29/1/2025) hingga Kamis (30/1/2025) menyebabkan genangan air setinggi 15 hingga 20 cm di beberapa wilayah seperti Jalan Arteri Soekarno Hatta, tepatnya di depan kampus Universitas Semarang, dan Muktiharjo Raya, khususnya di pertigaan Jembatan Sukarela.

Selain itu, banjir juga merendam wilayah Jalan Raya Kaligawe hingga sekitar Muktiharjo Lor. Imbas hujan deras ini cukup signifikan, dengan beberapa pengendara motor dilaporkan mogok karena terjebak dalam genangan air.

Selain akibat intensitas hujan yang tinggi, fenomena rob atau naiknya permukaan air laut turut memperparah kondisi, sebagaimana yang terjadi di beberapa lokasi lainnya di Semarang.

Pemerintah Kota Semarang bersama dengan pihak terkait telah melakukan berbagai upaya mitigasi, mulai dari perbaikan sistem drainase hingga pembangunan tanggul penahan rob. Namun, tantangan besar dalam pengelolaan lingkungan dan tata kota masih menjadi persoalan yang belum sepenuhnya teratasi.

Baca Juga:BMKG: Semarang Berpotensi Diguyur Hujan Ringan Sepanjang Hari

Asal Usul Lagu "Jangkrik Genggong"

Kondisi banjir yang sering terjadi ini sebenarnya sudah menjadi perhatian sejak lama, bahkan diabadikan dalam sebuah lagu legendaris berjudul "Jangkrik Genggong."

Lagu ini diciptakan oleh Andjar Any, seorang sastrawan dan pencipta lagu terkenal, dan kemudian dibawakan oleh Waldjinah, seorang maestro keroncong Indonesia. Lirik lagu "Jangkrik Genggong" memuat kritik sosial yang halus namun tajam.

Salah satu bait yang paling diingat adalah:

Semarang kaline banjir
Ja sumelang ra dipikir
Jangkrik upas aba ning tangga
Malumpat ning tengah jogan

Baca Juga:Waspada Cuaca Ekstrem di Semarang: Hujan Disertai Petir Diprakirakan BMKG

Dengan nuansa keroncong yang khas, lagu ini menyampaikan pesan sindiran mengenai banjir yang kerap melanda Semarang. Nada ceria yang mengiringi lagu tidak mampu menyembunyikan keprihatinan mendalam terhadap kondisi lingkungan dan infrastruktur kota.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Lifestyle

Terkini

Tampilkan lebih banyak