Salah satu contohnya adalah lagu Gelap Gempita, yang menyoroti kelompok yang haus akan kekuasaan.
Potongan liriknya berbunyi:
"Di dalam otak mereka hanyalah kekuasaan,
Di dalam hati mereka tak ada kepuasan,
Di dalam cara mereka terpampang kedzaliman."
Band ini merilis album Gelap Gempita pada 24 Juli 2023.
Baca Juga:Akademisi: Janji Entaskan Kemiskinan, Luthfi Harus Perbaiki Transportasi Jateng
Sukatani hanya beranggotakan dua orang, Ovi alias Twister Angel (vokal) dan AI alias Alectroguy (gitar). Nama Sukatani sendiri dipilih sebagai simbol dari desa yang asri dan makmur.
Gaya musik mereka terinspirasi dari band anarcho-punk era 80-an serta beberapa grup proto-punk awal. Namun, banyak pendengar yang menganggap musik mereka lebih condong ke arah post-punk dan new wave.
Sukatani terbentuk atas inisiatif Ovi, yang telah lama aktif di skena musik Purwokerto. Sebagai seorang vokalis sejak 2013, ia memiliki keinginan kuat untuk menulis lirik lagu. Kemudian, ia mengajak AI untuk mengisi materi musik, hingga akhirnya mereka mendirikan band ini pada Oktober 2022.
Album Gelap Gempita yang mereka rilis pada 2023 berisi delapan lagu, termasuk Bayar Bayar Bayar, yang akhirnya ditarik pada 2025.
Kebanyakan lagu dalam album tersebut mencerminkan keresahan sosial mereka, seperti lagu Alas Wirasaba, yang menceritakan kehilangan tempat bermain masa kecil akibat pembangunan bandara.
Baca Juga:Miris! Belasan Tahun Rawat Anak Lumpuh, Ayah Tunanetra Ini Tak Pernah Tersentuh Bantuan Pemerintah
Lagu Sukatani yang menjadi track pembuka juga mengangkat isu pertanahan, bahkan memasukkan cuplikan wawancara seorang warga yang mengalami permasalahan tanah dengan aparat.
Menariknya, beberapa lagu Sukatani dibawakan dalam bahasa ngapak, seperti Sukatani dan Alas Wirasaba, sementara lagu lainnya menggunakan bahasa Indonesia.
Band ini tetap beranggotakan dua orang tanpa tambahan personel. Untuk menyiasati keterbatasan instrumen saat tampil, AI menggubah suara drum dan bass secara digital, sementara ia sendiri memainkan gitar dan Ovi mengisi vokal. Saat tampil live, mereka menggunakan synthesizer atau rekaman suara latar.
Meski hanya berdua, aksi panggung Sukatani selalu berhasil menarik perhatian. Mereka kerap memulai pertunjukan dengan membagikan hasil bumi seperti sayuran kepada penonton.
Penggemar mereka dikenal loyal dan militan, sering kali membawa bendera serta mengenakan topeng balaclava saat menghadiri konser.
Popularitas Sukatani semakin meningkat setelah tampil di berbagai festival besar seperti Synchronize Fest 2024, Pestapora 2024, Bukan Main, dan Cherry Pop 2024.