Menjaga Nafas Alam: Gunung Slamet Diusulkan Jadi Taman Nasional Demi Ketahanan Air dan Pangan

Jateng usul Gunung Slamet jadi Taman Nasional ke KLHK demi konservasi & ketahanan pangan. Meliputi 5 kab, pengelolaannya diharapkan lebih efektif jaga air & lingkungan.

Budi Arista Romadhoni
Jum'at, 25 April 2025 | 10:05 WIB
Menjaga Nafas Alam: Gunung Slamet Diusulkan Jadi Taman Nasional Demi Ketahanan Air dan Pangan
Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi. [Dok Humas]

SuaraJawaTengah.id - Langkah besar tengah disiapkan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dalam menjaga kelestarian lingkungan dan menjamin masa depan pangan.

Dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan Wilayah (Musrenbangwil) Eks Karesidenan Pekalongan yang digelar di Pendopo Kabupaten Batang, Kamis (24/4/2025), Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi menyampaikan bahwa pihaknya telah mengajukan usulan ke Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk menjadikan Gunung Slamet sebagai kawasan Taman Nasional.

Usulan ini bukan sekadar upaya konservasi semata. Menurut Luthfi, pengajuan tersebut menjadi bagian integral dari visi besar pembangunan Jawa Tengah tahun 2026 yang berfokus pada ketahanan pangan nasional.

Ahmad Luthfi menyebut salah satu isu krusial yang mendasari arah pembangunan itu adalah ketersediaan air sebagai penopang utama sektor pertanian.

Baca Juga:Belanja Untung! Promo Indomaret, Tawarkan Diskon Spesial Rp7.500 untuk Produk Kebutuhan Rumah Tangga

"Surat usulan sudah kami kirimkan ke Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Tinggal menunggu proses selanjutnya. Beberapa gunung lain di Jateng seperti Merbabu dan Lawu sudah lebih dulu ditetapkan sebagai taman nasional. Gunung Slamet tentu memiliki potensi yang sama besar," jelas Gubernur Luthfi.

Gunung Slamet, yang berdiri megah di tengah Jawa Tengah, memiliki peran penting sebagai kawasan tangkapan air. Luthfi menekankan pentingnya menjaga kelestarian kawasan tersebut demi keberlanjutan ekosistem dan mencukupi kebutuhan air masyarakat dan sektor pertanian.

Ia juga menyoroti pentingnya pengawasan terhadap penggunaan air tanah.

“Jawa Tengah sudah punya Perda tentang air tanah sejak 2021. Evaluasi penggunaan air tanah seharusnya dilakukan lebih sering, bahkan sebulan sekali jika perlu, agar tidak terkuras habis,” kata Luthfi.

Lebih jauh, Ahmad Luthfi juga menyampaikan komitmennya untuk melanjutkan program-program konservasi lainnya, termasuk program “Mageri Laut” yang sempat ia rintis saat masih menjabat sebagai Kapolda Jateng. Program ini akan diperkuat dengan penanaman mangrove secara masif di wilayah pesisir.

Baca Juga:Targetkan 11 Juta Ton Padi, Ini Strategi Gubernur Luthfi Hadapi Kekeringan dan Alih Fungsi Lahan

Ia juga mengajak masyarakat luas untuk tidak hanya terlibat dalam penanaman, tetapi juga dalam perawatan agar tanaman mangrove tidak mati sia-sia.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Jawa Tengah, Widi Hartanto, menambahkan bahwa kajian awal mengenai rencana penetapan Taman Nasional Gunung Slamet sudah dilakukan. Kawasan ini nantinya akan meliputi lima kabupaten, yaitu Brebes, Tegal, Pemalang, Purbalingga, dan Banyumas.

“Dengan status taman nasional, pengelolaan lingkungan akan lebih terarah, dan upaya konservasi menjadi lebih efektif. Ini akan berdampak langsung pada kualitas lingkungan dan keseimbangan air di kawasan hilir,” ujar Widi.

Gagasan ini juga mendapat sambutan dari komunitas pecinta alam. Salah satunya datang dari Suwong, pegiat lingkungan asal Batang. Ia mengingatkan pentingnya menjaga kelestarian hutan dan daerah tangkapan air untuk mendukung ketahanan pangan.

“Kalau air tidak tersedia secara cukup, mustahil kita bisa menjadi lumbung pangan. Dulu pernah muncul gagasan membentuk kawasan hutan 'Sisik Naga', dari Gunung Prau hingga Gunung Slamet. Saya harap itu bisa dihidupkan kembali,” kata Suwong.

Ia juga menyoroti pentingnya menjaga ekosistem sungai serta memperhatikan keberadaan tanggul laut di daerah pesisir. Menurutnya, kerusakan sungai maupun abrasi di pantai bisa berdampak langsung terhadap hasil pertanian dan mata pencaharian masyarakat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini

Tampilkan lebih banyak