"Para Bhikkhu Thudong ini sudah berjalan beribu-ribu kilometer, membawa pesan perdamaian untuk dunia," katanya.
Salah satu Bhikkhu, Bhante Wichai, juga menyampaikan rasa terima kasih dan kebahagiaan atas dukungan yang diterima. Bagi Bhante Wichai, kedatangan ke Jawa Tengah selalu memberi rasa tenteram dan harapan.
“Terima kasih kepada Gubernur dan seluruh pihak yang mendukung kami. Kami senang bisa kembali ke sini agar bisa hidup bersama di dunia ini. Kita harap semua bisa happy,” ungkapnya.
Semarang bukanlah sekadar kota persinggahan bagi rombongan Bhikkhu. Kota ini dan wilayah Jawa Tengah secara keseluruhan menjadi representasi dari semangat hidup berdampingan.
Baca Juga:Hardiknas 2025, Gubernur Ahmad Luthfi Kembalikan Harapan Baru Bagi Ribuan Anak Putus Sekolah
Dalam keragaman agama dan budaya, masyarakat mampu menunjukkan solidaritasnya dengan menyambut, mengawal, dan menghormati peziarah dari keyakinan yang berbeda.
Thudong tahun ini bukan hanya mencatat jejak langkah para Bhikkhu, melainkan juga menorehkan catatan tentang bagaimana sebuah daerah mampu menghidupkan nilai-nilai Pancasila melalui praktik nyata toleransi, tanpa kehilangan akar budayanya sendiri.
Sebuah pesan yang tak kalah penting dari perjalanan spiritual itu sendiri: bahwa perdamaian bukanlah tujuan akhir, melainkan perjalanan bersama.