Keluarga membawa paranormal dan bahkan seorang kiai. Hasilnya mengejutkan. Disebutkan bahwa rumah tersebut adalah tempat pesugihan. Rekan Bang Jo diyakini menjadi “wadal”—tumbal karena si pemilik rumah gagal menepati janji gaibnya.
Sejak saat itu, Bang Jo memutuskan berhenti berdagang. Ia menjual perlengkapan gerobaknya dan fokus menjadi penjaga parkir serta petugas kebersihan makam.
"Saya pasrah. Kalau dipaksa dagang terus, bisa-bisa saya yang hilang selanjutnya," ucapnya.
Meski begitu, kenangan malam-malam mencekam itu masih membekas di pikirannya. Setiap melewati rel atau pemakaman, ia teringat sosok tanpa kepala yang pernah menampakkan diri kepadanya.
Baca Juga:Tumbal dari Pohon Candi: Cerita Horor Kerasukan di Pekalongan
Kini, Bang Jo hidup lebih tenang. Tapi ia tahu, kisah lamanya akan selalu menjadi bagian dari sejarah hidupnya—sebuah peringatan akan bahaya yang tak terlihat di balik gelapnya malam.
Kontributor : Dinar Oktarini