Lupa Kasih Persembahan di Malam Jumat Kliwon, Kisah Tragis Pengusaha yang Ingkar Janji Pesugihan

Cokok pesugihan Nyai Langsa, sukses lalu ingkar janji. Usahanya hancur, mental terganggu, hilang ingatan. Kisah ini jadi pengingat bahaya jalan pintas.

Budi Arista Romadhoni
Jum'at, 02 Mei 2025 | 16:51 WIB
Lupa Kasih Persembahan di Malam Jumat Kliwon, Kisah Tragis Pengusaha yang Ingkar Janji Pesugihan
Ilustrasi ritual pesugihan [Freepik.com/Freepik]

SuaraJawaTengah.id - Kesaksian Wa Aweng di tahun 2010 menjadi awal dari kisah yang mengguncang logika dan hati nurani. Saat itu, ia tak menyangka bahwa pertemuannya kembali dengan seorang teman lama bernama Joko yang kemudian akrab disapa Cokok akan menyeretnya ke dalam peristiwa mistis penuh teror. 

Cokok meminta Wa Aweng untuk mengantarnya melakukan ritual pesugihan di sebuah tempat keramat, yang ternyata dijaga oleh juru kunci bernama Pak Karto, kenalan lama Wa Aweng.

Dilansir dari kanal YouTube Malam Mencekam pada Jumat 2 Mei 2025, Wa Aweng menceritakan bahwa ia awalnya hanya berniat mengantar Cokok membeli motor.

Namun tanpa diduga, tujuan Cokok ternyata adalah untuk menjaro atau bahasa lokal untuk melakukan pesugihan. Dengan bimbingan Pak Karto, Cokok diminta melakukan serangkaian ritual selama tiga hari di sebuah tempat yang dianggap sakral.

Baca Juga:Kisah Pesugihan Kepala Desa di Jawa Tengah, Endingnya Menyeramkan!

Pada hari ketiga, Cokok mengaku bertemu dengan sosok perempuan cantik yang mengaku sebagai "anak buah" dari Nyai Lorok atau Nyai Langsa, sang penunggu pantai selatan.

Wanita gaib itu menawarkan kesuksesan duniawi dengan syarat: Cokok harus menyerahkan persembahan setiap malam Jumat Kliwon ke Gunung Ijul, termasuk kepala kambing dan bunga kantil.

"Kalau mas Joko pengen sukses, nggak apa-apa sama saya. Tapi setiap minggu kliwon harus kasih saya sesajen," ucap sosok itu dalam mimpinya, menurut penuturan Cokok kepada Wa Aweng.

Setelah melakukan hubungan intim dengan makhluk tersebut yang menjadi bagian dari syarat mistis kehidupan Cokok langsung berubah drastis.

Dari seorang pemula di dunia otomotif, ia menjadi karyawan kepercayaan di showroom, kemudian berkembang menjadi pemilik showroom sendiri, dan tak lama kemudian merambah bisnis ekspedisi truk antarpulau.

Baca Juga:Cerita Horor Radio Semarang: Dari Wanita Pucat hingga Suara Misterius

Keberuntungan seperti tidak ada habisnya. Ia bahkan sempat mengelola lahan bawang seluas 4 hektare.

Namun, titik balik tragis muncul ketika ia lupa akan janjinya kepada Nyai Langsa. Cokok melewatkan jadwal persembahan Jumat Kliwon karena panen bawangnya gagal dan truk-truknya mulai disita.

Dalam waktu singkat, semua yang dibangunnya runtuh. Gangguan mental mulai terlihat: paranoia, ketakutan irasional, hingga akhirnya kabur dari rumah dan tak diketahui keberadaannya.

Beberapa bulan kemudian, ia ditemukan dalam kondisi mengenaskan berambut gimbal, berpakaian lusuh, dan mengumpulkan besi karatan yang ia klaim sebagai "emas gaib." 

Cokok tak mengenali teman maupun keluarganya. Setiap hari hanya  berjalan keliling desa dengan sarung tergerai, berbicara sendiri, dan sesekali menangis sambil menyebut nama Nyai Langsa.

"Saya sudah ingatkan. Tapi dia sombong. Katanya nggak sempat, lupa. Padahal itu perjanjian. Jin kalau nggak dikasih, dia ambil lebih besar lagi," ujar Wa Aweng dengan getir.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini