Melalui Forum Rektor, sinergi antara Pemprov Jateng dan dunia akademik akan terus diperkuat dalam bentuk riset terapan dan pendampingan kebijakan.
Luthfi menegaskan, pembangunan Jawa Tengah tidak akan disandarkan pada intuisi semata, melainkan pada landasan ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan secara metodologis dan etis.
Forum Rektor ini akan menjadi wadah komunikasi dan kolaborasi jangka panjang, melibatkan berbagai bidang keilmuan mulai dari teknologi, pertanian, kesehatan, sosial, hingga lingkungan.
Ke depan, program pembangunan daerah akan dikawal oleh hasil kajian yang aplikatif dari 44 kampus, termasuk universitas negeri, swasta, dan politeknik yang tersebar di seluruh wilayah Jawa Tengah.
Baca Juga:Kabar Baik! Pemprov Jateng Siapkan Beasiswa untuk 100 Mahasiswa Kuliah di Korea Selatan
Kebijakan ini memperlihatkan arah baru tata kelola pemerintahan di tingkat provinsi: inklusif, kolaboratif, dan berbasis pengetahuan.
Jawa Tengah kini bukan sekadar menjadi ladang pembangunan fisik, melainkan laboratorium sosial bagi praktik kebijakan berbasis riset yang bisa direplikasi daerah lain.
Langkah ini membuktikan bahwa ketika pemerintah dan akademisi bersatu, pembangunan tidak hanya bisa lebih efektif dan efisien, tetapi juga berkelanjutan dan solutif bagi masa depan.