Awal Mula Puasa Arafah: Sejarah, Dalil, dan Keutamaannya dalam Islam

Haji mencapai puncak di Arafah. Umat Islam disunnahkan puasa Arafah yang menghapus dosa dua tahun. Ini adalah momen turunnya ayat kesempurnaan agama.

Budi Arista Romadhoni
Sabtu, 24 Mei 2025 | 16:48 WIB
Awal Mula Puasa Arafah: Sejarah, Dalil, dan Keutamaannya dalam Islam
Ilustrasi Ibadah Haji dan Puasa Arafah. (Freepik.com/smtglrsensia)

SuaraJawaTengah.id - Di tahun 2025 atau 1446 Hijriah ini, jutaan umat Islam dari berbagai penjuru dunia kembali menapaki jejak para Nabi di Tanah Suci dalam momen puncak ibadah haji.

Di antara rangkaian ritualnya, hari Arafah menjadi klimaks yang paling dinantikan — saat para jamaah berdiam diri di Padang Arafah, mengangkat tangan dalam doa dan taubat, memohon ampunan dalam suasana yang haru dan sakral.

Namun, keagungan hari Arafah tidak hanya berlaku bagi mereka yang berada di tanah haram. Bagi umat Islam yang tidak berhaji, ada amalan istimewa yang bisa dilakukan untuk menyatu secara ruhani dengan momentum tersebut: puasa Arafah.

Bagaimana awal mula ibadah ini diperintahkan? Apa dasarnya dalam Al-Qur’an dan sunnah? Dan mengapa ia begitu dianjurkan? Mari kita telusuri akar sejarahnya, dan pahami bagaimana puasa Arafah menjadi jembatan spiritual antara kita dan Padang Arafah.

Baca Juga:Pj Gubernur Jateng Sambut Kedatangan Jemaah Haji Kloter I Embarkasi Solo

Asal Usul Penamaan Arafah dan Hubungannya dengan Ibadah

Kata “Arafah” berasal dari bahasa Arab yang berarti “mengenal” atau “mengetahui”. Dalam sejumlah riwayat, disebutkan bahwa di Padang Arafah-lah Nabi Adam dan Hawa dipertemukan kembali setelah diturunkan ke bumi, lalu mereka “saling mengenal” (ta'aruf).

Namun dalam konteks syariat Islam, Arafah dikenal sebagai tempat pelaksanaan rukun terbesar dalam ibadah haji, yakni wukuf, yang disebut Rasulullah sebagai “Haji adalah Arafah.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi).

Dasar Puasa Arafah dalam Al-Qur’an dan Hadits

Walaupun tidak disebut secara eksplisit dalam satu ayat khusus, hari Arafah termasuk dalam sepuluh hari pertama Dzulhijjah yang Allah muliakan:

Baca Juga:Ini Cara Daftar Paket Khusus Indosat Ooredoo Hutchison saat Ibadah Haji

“Demi fajar, dan malam yang sepuluh...”  (QS. Al-Fajr: 1-2)

Menurut para mufassir seperti Ibnu Katsir dan Al-Thabari, “malam yang sepuluh” merujuk pada sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, termasuk hari Arafah.

Sedangkan keutamaan puasa Arafah diriwayatkan dalam hadits shahih:

Dari Abu Qatadah, Rasulullah bersabda:

“Puasa hari Arafah, aku berharap kepada Allah agar menghapus dosa setahun sebelumnya dan setahun sesudahnya.” (HR. Muslim No. 1162)

Momen Penurunan Ayat Kesempurnaan Agama

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini

Tampilkan lebih banyak