Wakil Menteri Koperasi dan UKM Ferry Juliantono dalam kesempatan yang sama menambahkan bahwa pemerintah akan membentuk tim khusus untuk memfasilitasi pembentukan koperasi di tiap desa.
Ia menekankan pentingnya musyawarah desa dalam proses pendirian koperasi untuk menjamin partisipasi aktif masyarakat.
“Kemenkop juga nantinya memberikan modul-modul pelatihan dan lain-lain, termasuk penyusunan pengurus koperasi,” kata Ferry.
Pelatihan tersebut akan difokuskan pada peningkatan kapasitas pengurus koperasi dalam memahami model bisnis modern, pengelolaan organisasi, hingga kemampuan manajerial yang dibutuhkan agar koperasi dapat beroperasi secara efisien dan berkelanjutan.
Baca Juga:Main Game Sambil Melek Finansial, BRI Ajak Gen Z Salatiga Kenal BRILink
Koperasi Desa Merah Putih digadang-gadang sebagai motor penggerak ekonomi desa yang tak hanya berfungsi sebagai unit simpan pinjam, tapi juga menjadi pusat distribusi berbagai kebutuhan dasar masyarakat. Pemerintah mengarahkan koperasi ini agar mampu membuka dan mengelola gerai sembako, apotek desa, klinik desa, cold storage, hingga fasilitas distribusi logistik.
Lebih jauh, koperasi ini juga dirancang menjadi penyalur bahan baku untuk mendukung pelaksanaan program prioritas nasional, seperti Makan Bergizi Gratis (MBG) yang akan digulirkan secara masif oleh pemerintahan Prabowo-Gibran.
Dengan dukungan dari lembaga keuangan seperti BRI dan keterlibatan aktif masyarakat desa, Koperasi Desa Merah Putih diharapkan mampu menjadi fondasi ekonomi kerakyatan yang kuat, mandiri, dan adaptif terhadap perkembangan zaman, terutama dalam era digital dan teknologi finansial yang semakin maju.
Langkah BRI Semarang dalam mendukung implementasi koperasi di tingkat kelurahan menjadi salah satu bentuk sinergi konkret antara sektor keuangan dan program strategis nasional dalam mewujudkan kesejahteraan desa secara menyeluruh.
Baca Juga:BRI Dorong Pemberdayaan Ekonomi Desa Cempaka Lewat Edukasi Keuangan dan Pembiayaan Usaha