Ia menjadi motor penggerak komunitas yang secara khusus melayani anak-anak tuli dalam pembelajaran Al-Quran.
"Program dari PNM ini menjawab keinginan saya sejak lama. Kami selama ini kesulitan mencari guru untuk Tuli Mengaji, bahkan harus mendatangkan dari Sukoharjo. Kini, dengan pelatihan ini, kami bisa mulai mengajar sendiri di komunitas," ungkap Sulis dengan mata berbinar.
Ia menambahkan bahwa meskipun mushaf isyarat sudah tersedia, tanpa pendampingan dan pelatihan, anak-anak tuli tetap kesulitan memahami isinya.
Itulah sebabnya ToT ini sangat penting, agar para guru dan relawan bisa mendampingi mereka dengan metode yang tepat.
Baca Juga:Melayani dengan Hati, Agen BRILink Slawi Diganjar Penghargaan Istimewa dari BRI
![Suasana belajar Al-Quran Isyarat oleh komunitas tuli mengaji di Semarang pada Jumat (20/6/2025). [Suara.com/Budi Arista Romadhoni]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/06/20/16001-bri-dan-tuli-mengaji.jpg)
Perlu dikeahui, bantuan lebih dari 200 Al-Quran Isyarat dari BRI didistribusikan ke berbagai komunitas tuli di Semarang dan sekitarnya.
Harapannya, buku-buku tersebut tidak hanya menjadi alat baca, tetapi juga simbol keberpihakan dan cinta kasih terhadap sesama.
Program ini membuka mata bahwa akses terhadap ilmu agama adalah hak semua orang, tanpa terkecuali. Ketulusan BRI dan PNM dalam mendukung inisiatif seperti ini menunjukkan bahwa keberlanjutan sosial bukan hanya soal lingkungan fisik, tapi juga menyentuh sisi spiritual masyarakat. Dan di tengah keterbatasan, semangat mereka yang tuli untuk tetap mengaji menjadi cermin bahwa keimanan tak mengenal hambatan.
Dengan semangat “Tuli Mengaji”, mereka membuktikan bahwa hening bukan penghalang untuk mendekatkan diri kepada Sang Pencipta.
Baca Juga:Perkuat Peran UMKM, BRI Ahmad Yani Apresiasi Nasabah Lewat Pengundian Panen Hadiah Simpedes