SuaraJawaTengah.id - Di tengah serbuan bus listrik impor berstatus completely build-up (CBU) yang membanjiri jalanan Indonesia, perusahaan karoseri lokal justru membuat gebrakan tak terduga.
Laksana, pemain kawakan di industri otomotif nasional, secara resmi meluncurkan produk barunya, bus listrik Nucleus-6, tepat di hari jadinya yang ke-48.
Peluncuran ini bukan sekadar seremoni, melainkan sebuah pernyataan tegas bahwa industri dalam negeri siap bertarung dan tidak gentar menghadapi gempuran produk asing.
Kehadiran Nucleus-6 menjadi jawaban atas pertanyaan besar: mampukah Indonesia mandiri dalam menyediakan transportasi publik berbasis listrik?
Baca Juga:Gubernur Jateng Jamin Keamanan Investasi: Perizinan 1 Hari Selesai!
Berbeda dari pendahulunya yang berbadan bongsor, Nucleus-6 hadir dengan desain yang lebih ramping, lincah, dan aerodinamis.
Namun, jangan salah sangka, bodinya yang lebih ringkas ini ternyata menyimpan ruang kapasitas penumpang yang sama.
Laksana merancangnya secara spesifik untuk menjawab kebutuhan pasar yang belum tergarap maksimal, seperti bus sekolah modern, shuttle bandara yang efisien, hingga transportasi karyawan di kawasan industri dengan akses jalan terbatas.
![Bus listrik Laksana Nucleus-6 saat diperkenalkan di publik. [Istimewa]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/07/15/69043-laksana-nucleus-6.jpg)
Satu hal yang membuatnya menonjol adalah perhatiannya pada inklusivitas.
Bus ini dirancang sangat ramah bagi penumpang penyandang disabilitas, lengkap dengan fitur ramp, area kursi roda, tempat duduk prioritas, hingga pegangan tangan yang mudah dijangkau. Sebuah detail yang seringkali absen pada produk sejenis.
Baca Juga:Jangan Sampai Putus Sekolah! Pemprov Jateng Kucurkan Beasiswa Rp2,2 Miliar
Langkah strategis ini diperkuat dengan komitmen Laksana untuk terus menaikkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). Ini adalah pertaruhan besar untuk mengurangi ketergantungan pada komponen impor sekaligus memperkuat daya saing industri karoseri lokal.
Stefan Arman, Technical Director Laksana, menegaskan bahwa ini adalah pembuktian kemampuan anak bangsa.
“Peluncuran Nucleus 6 adalah wujud nyata kemampuan kami dalam memproduksi bus listrik di dalam negeri, dengan dukungan kolaborasi bersama mitra strategis seperti VKTR, Hyundai, Skywell, dan merek lainnya. Ini menjadi bukti bahwa industri dalam negeri mampu menjawab tantangan elektrifikasi transportasi publik secara mandiri dan berkelanjutan,” ucap Stefan ketika ditemui di acara peluncuran bus listrik Nucleus-6 di Semarang pada Selasa (15/7/2025).
Selama hampir lima dekade, Laksana telah menjadi tulang punggung transportasi darat dengan ribuan unit bus yang tersebar dari Sabang sampai Merauke, bahkan menembus pasar ekspor seperti Fiji, Bangladesh, hingga Laos.
Dengan kapasitas produksi mencapai 1.500 unit per tahun, termasuk lebih dari 1.000 unit yang melayani rute Transjakarta, Laksana membuktikan skala dan kontribusinya yang tak main-main.
Tak berhenti di situ, Laksana tengah membangun pusat riset dan pengembangan (R&D Center) sebagai kawah candradimuka inovasi transportasi masa depan. Fasilitas ini akan menjadi jembatan kolaborasi antara Laksana dengan mitra teknologi dan institusi pendidikan.