Menyikapi dualisme dampak ini, Hery Susanto Wibowo dari BMKG mengimbau semua pihak untuk meningkatkan kewaspadaan.
“Tanaman yang rentan seperti kentang perlu dilindungi, dan wisatawan diharapkan menyiapkan pakaian hangat agar tidak terjadi gangguan kesehatan akibat cuaca dingin ekstrem,” kata Hery.
BMKG mengakui bahwa catatan historis suhu ekstrem di Dieng belum terdokumentasi lengkap karena keterbatasan akses alat pantau yang baru bisa dioperasikan langsung oleh BMKG Banjarnegara sejak tahun 2025. Namun, berdasarkan data terbatas, suhu di kawasan tersebut bisa mencapai minus 4 derajat Celsius pada puncak kemarau, sebuah peringatan dini bagi pemerintah daerah, pelaku wisata, dan terutama para petani di 'Negeri Atas Awan' itu.
Baca Juga:Dieng Culture Festival 2024: Kembali ke Akar Budaya Tanpa Harmoni Atas Awan