SuaraJawaTengah.id - Candi Borobudur, dikenal sebagai candi Buddha terbesar di dunia, berdiri megah di tanah Jawa sebagai simbol kejayaan peradaban masa lalu.
Namun, sebuah teori kontroversial mengemuka, yang menyatakan bahwa Borobudur bukan hanya peninggalan dari peradaban Buddha, tetapi juga sebuah peninggalan dari masa Nabi Sulaiman.
Dikutip dari YouTube Catatan Media, berikut adalah 10 argumen yang mendukung teori tersebut.
1. Teori Pahmi Basya: Borobudur Bukan Candi Buddha
Baca Juga:Kisah Kartini Borobudur: Ibu-ibu Tangguh Lawan Penggusuran, Demi Hak Berjualan
![Sejumlah wisatawan menuruni tangga Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (26/7/2025). [ANTARA FOTO/Anis Efizudin/rwa]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/07/26/25083-wisata-borobudur-sunrise-kembali-dibuka-candi-borobudur.jpg)
Pahmi Basya, seorang ahli matematika Islam, mengajukan hipotesis yang menyebutkan bahwa Borobudur bukanlah hasil karya dinasti Mataram Kuno, melainkan peninggalan dari masa Nabi Sulaiman.
Ia berargumen bahwa Borobudur menyimpan simbolisme yang lebih dalam yang terkait dengan ajaran dan kisah Nabi Sulaiman dalam Al-Quran, yang melampaui interpretasi Buddhis yang lebih umum diterima.
2. Persamaan Nama “Sulaiman” dengan Kabupaten Sulaiman di Yogyakarta
Salah satu argumen yang diajukan oleh Pahmi Basya adalah kesamaan fonetik antara nama "Sulaiman" dan sebuah daerah di Yogyakarta, yang menurutnya menunjukkan hubungan antara Nabi Sulaiman dan wilayah ini.
Menurutnya, ini bisa menjadi petunjuk bahwa Borobudur memiliki keterkaitan langsung dengan Nabi Sulaiman, meskipun secara historis Borobudur diperkirakan dibangun pada abad ke-8 Masehi, jauh setelah masa hidup Nabi Sulaiman.
Baca Juga:Polemik Tolak Rencana Kremasi Murdaya Poo di Borobudur
3. Lembah Semut dalam Al-Quran
Pahmi Basya menyoroti kisah Lembah Semut dalam Al-Quran yang mengisahkan pertemuan pasukan Nabi Sulaiman dengan semut-semut.
Ia menyatakan bahwa lokasi Borobudur yang dikelilingi oleh perbukitan dan memiliki bentang alam yang mirip dengan deskripsi Lembah Semut dalam Al-Quran mendukung argumennya. Ini menjadi salah satu titik penting yang menghubungkan Borobudur dengan kisah-kisah Nabi Sulaiman.
4. Istana Ratu Bilqis di Ratu Boko
Dalam teori ini, Pahmi Basya juga mengklaim bahwa Candi Ratu Boko adalah kediaman Ratu Bilqis, ratu dari negeri Saba yang dikenal dalam kisah Nabi Sulaiman.
Ia menganggap bahwa lokasi ini berfungsi sebagai bukti lain dari keterkaitan antara Borobudur, yang dibangun pada masa yang lebih dekat dengan peradaban Jawa kuno, dan Nabi Sulaiman.