- Jateng jadi provinsi pertama fasilitasi pesantren.
- 600 ribu santri berpeluang dapat beasiswa kuliah.
- Tujuan beasiswa mencakup Jerman dan Australia.
SuaraJawaTengah.id - Sebuah gebrakan besar bagi dunia pendidikan pesantren datang dari Jawa Tengah.
Pemerintah Provinsi di bawah kepemimpinan Gubernur Ahmad Luthfi secara resmi membuka jalan bagi ratusan ribu santri untuk mengenyam pendidikan tinggi hingga ke negara-negara Barat seperti Jerman dan Australia melalui skema beasiswa.
Langkah monumental ini ditandai dengan pengukuhan pengurus Lembaga Fasilitasi dan Sinergitas Pesantren (LFSP) Provinsi Jawa Tengah periode 2025–2030 di Gedung Gradhika Bhakti Praja, Semarang, pada Senin (8/9/2025).
Pembentukan lembaga ini bukan sekadar seremoni, melainkan sebuah terobosan strategis untuk memberdayakan lebih dari 5.000 pesantren dengan total hampir 600 ribu santri yang tersebar di seluruh Jawa Tengah.
Baca Juga:Gelombang Demo Ancam Nyawa Ibu Hamil, Bidan Jateng Cemas: Ini Rumah Kita, Jangan Dirusak!
Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi menjelaskan, LFSP diisi oleh tokoh-tokoh berpengaruh, mulai dari para kiai, ibu nyai, hingga akademisi.
Ia meyakini, sinergi ini tidak hanya akan memajukan pendidikan, tetapi juga memberikan dampak sosial yang lebih luas.
"Potensi ini ujungnya adalah menciptakan suasana tertib dan damai di wilayah kita,” kata dia.
Wagub Jateng, Taj Yasin, menegaskan bahwa program ini dirancang untuk memperluas cakrawala para santri.
LFSP akan menjadi jembatan yang menghubungkan pesantren dengan berbagai dinas terkait untuk memastikan program berjalan masif.
Baca Juga:Demo Anarkis di Kantor Gubernur Jateng, Ahmad Luthfi Minta Masyarakat Jangan Mudah Terprovokasi
“Fasilitasi ini agar santri dan pesantren bisa lebih masif lagi. Salah satu programnya adalah beasiswa santri, yang akan dikoordinasikan dengan kampus-kampus di dalam maupun luar negeri seperti Yaman, Mesir, Jerman, hingga Australia,” imbuh Taj Yasin.
Peluang kuliah di Jerman dan Australia ini mematahkan stigma bahwa pendidikan lanjutan bagi santri hanya terbatas pada negara-negara Timur Tengah.
Hal ini membuka kesempatan bagi mereka untuk mendalami ilmu pengetahuan umum dan teknologi di pusat-pusat pendidikan dunia.
Kepala Kanwil Kementerian Agama Jawa Tengah, Saiful Mujab, menyebut langkah ini sebagai sebuah inovasi penting di tingkat nasional.
Menurutnya, Jawa Tengah telah menjadi pelopor dalam mengimplementasikan amanat undang-undang terkait pesantren secara konkret.
“Jawa Tengah menjadi provinsi pertama yang membentuk lembaga fasilitasi dan sinergitas pesantren,” katanya.