7 Strategi Brigjen TNI Surjo Sumpeno Menumpas Antek PKI di Jawa Tengah

Pasca G30S/PKI, Pangdam Diponegoro Brigjen Surjo Sumpeno menyusun 7 strategi jitu. Dari memindahkan markas ke Magelang, merebut Semarang, hingga Operasi Merapi

Budi Arista Romadhoni
Jum'at, 26 September 2025 | 13:34 WIB
7 Strategi Brigjen TNI Surjo Sumpeno Menumpas Antek PKI di Jawa Tengah
Brigjen TNI Surjo Sumpeno, Pangdam VII Diponegoro saat melawan PKI. [ChatGPT]
Baca 10 detik
  • Surjo Sumpeno pindah ke Magelang, himpun pasukan loyalis, lalu rancang operasi rebut Semarang.
  • Konsolidasi wilayah, pamer kekuatan, dan kolaborasi dengan RPKAD membuat PKI makin terpojok.
  • Operasi Merapi menewaskan pimpinan PKI, menandai runtuh total jaringan PKI di Jawa Tengah.
 
 

SuaraJawaTengah.id - Peristiwa G30S/PKI tidak hanya mengguncang Jakarta, tetapi juga merambat cepat ke Jawa Tengah. Di daerah ini, PKI melalui jaringan militernya berhasil memengaruhi sejumlah perwira dan bahkan membentuk Dewan Revolusi Jawa Tengah.

Situasi semakin genting ketika markas Kodam IV Diponegoro di Semarang jatuh ke tangan kelompok pro-PKI.

Namun, Brigjen TNI Surjo Sumpeno, Pangdam IV Diponegoro saat itu, tidak tinggal diam. Ia segera menyusun strategi untuk merebut kembali kendali dan menumpas pengaruh PKI di wilayahnya.

Sebagaimana dikutip dari YouTube Roudhoh Chanel, berikut tujuh strategi penting yang ia lakukan.

Baca Juga:Jelajah Rasa: 5 Warung Legendaris Jawa Tengah, dari Hik Klaten hingga Bakso Wonogiri

1. Memindahkan Basis ke Magelang

Ketika markas Kodam di Semarang dikuasai, Surjo Sumpeno segera meninggalkan rumah dinasnya dan bergerak ke Magelang. Langkah ini bukan sekadar mundur, tetapi strategi untuk menyelamatkan diri sekaligus menghimpun kekuatan.

Magelang dipilih karena pasukan di sana masih loyal, terdiri dari Batalion Kavaleri, Artileri Medan, hingga pasukan Para. Di sinilah pusat operasi pemulihan komando dibentuk .

2. Menghimpun Kekuatan Pasukan Loyalis

Surjo Sumpeno segera menggabungkan pasukan dari berbagai kesatuan yang masih setia, termasuk Batalion II Kavaleri, Batalion III, XI Artileri Medan, serta dukungan pasukan dari Gombong dan Semarang.

Baca Juga:Tahta Mal Terbesar Jawa Tengah Bergeser, Pakuwon Mall Semarang Bakal Salip Dominasi Solo?

Dengan kekuatan gabungan ini, ia merancang operasi besar untuk mengepung Semarang dan mengisolasi pasukan pro-PKI .

3. Merebut Kembali Kota Semarang

Operasi pembebasan Semarang dipimpin oleh Letkol Infanteri Yasin Hussein. Pasukan dilengkapi dengan kendaraan lapis baja, artileri, serta infanteri bermotor.

Untuk mencegah korban sipil, Surjo Sumpeno menunda serangan langsung ke markas Kodam, dan lebih dulu mengamankan studio RRI Semarang. Melalui siaran radio, ia menegaskan bahwa Kodam Diponegoro kembali di bawah kendalinya .

4. Konsolidasi dengan Komando Wilayah

Setelah menguasai Semarang, Surjo Sumpeno segera mengundang para pimpinan Korem dan Brigif untuk memulihkan rantai komando. Ia juga memastikan komunikasi dengan staf Kodam yang masih loyal.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini

Tampilkan lebih banyak