Kisah Pilu 2 Gadis di Kendal Bertahan Hidup Saat Kelaparan, Pesan Ibu: Jangan Susahkan Tetangga!

Dua wanita di Kendal ditemukan lemas setelah 2 minggu hidup dengan jenazah ibunya, yang pesan terakhirnya "jangan menyusahkan tetangga". Mereka alami dehidrasi & trauma.

Budi Arista Romadhoni
Selasa, 04 November 2025 | 17:18 WIB
Kisah Pilu 2 Gadis di Kendal Bertahan Hidup Saat Kelaparan, Pesan Ibu: Jangan Susahkan Tetangga!
Ilustrasi dua gadis Putri Setya (23) dan Intan Ayu (19) di Boja Kendal saat ditemukan lemas di samping jenazah ibunya. [ChatGPT]
Baca 10 detik
  • Putri dan Intan hidup dua pekan bersama jenazah ibu, memegang pesan "jangan menyusahkan tetangga."
  • Keluarga tergolong mampu namun terisolasi, hidup dari pesangon ayah, enggan minta bantuan.
  • Pemkab Kendal jamin pendampingan, pelatihan keterampilan, dan penanganan trauma psikis.

SuaraJawaTengah.id - Sebuah kisah pilu yang mengguncang hati terkuak di Dusun Somopuro, Desa Bebengan, Kecamatan Boja, Kendal.

Putri Setya (23) dan Intan Ayu (19) ditemukan dalam kondisi sangat lemas setelah dua pekan lamanya hidup berdampingan dengan jenazah ibu mereka, Setyaningsih (51), yang telah meninggal dunia sejak 13 Oktober 2025.

Di balik tragedi memilukan ini, terungkap sebuah pesan terakhir dari sang ibu: "Jangan sampai menyusahkan tetangga." Pesan yang dipegang teguh oleh kedua putrinya, hingga mereka memilih mengurung diri dan menahan penderitaan dalam kesendirian, alih-alih meminta bantuan.

Kisah tragis ini bermula dari kecurigaan warga pada 1 November 2025. Aroma tak sedap yang menyengat dari rumah Setyaningsih, ditambah ketiadaan aktivitas dari keluarga tersebut selama beberapa waktu, membuat warga memutuskan untuk mendobrak pintu.

Baca Juga:6 Zodiak Paling Bahagia di BulanNovember 2025, Siap-Siap dapat Rejeki Nomplok

Pemandangan di dalamnya sungguh memilukan. Setyaningsih ditemukan tak bernyawa, sementara Putri dan Intan tergeletak lemas, nyaris tak berdaya.

"Pas lagi sakit Ibu mengatakan jangan sampai menyusahkan tetangga, sehingga setelah meninggal tidak memberitahu tetangga," ungkap Putri dikutip dari laman resmi Pemkab Kendal. 

Menurut Kepala Desa Bebengan, Wastoni, keluarga Setyaningsih sebenarnya tergolong cukup mampu dan aktif dalam kegiatan desa.

Namun, sejak ayah mereka meninggal pada tahun 2017, keluarga ini pindah dari Semarang ke Desa Bebengan sekitar tahun 2019 dan hidup dari uang pesangon ayah semasa bekerja di Kalimantan.

Ketergantungan pada uang pesangon dan pesan sang ibu untuk tidak merepotkan orang lain, mungkin menjadi faktor kunci yang membuat mereka terisolasi dalam kesulitan.

Baca Juga:QRIS di Jawa Tengah: Bukan Sekadar Transaksi, Kini Gaya Hidup Digital yang Merakyat

"Warga segera membawa kedua anaknya ke rumah sakit dan segera memandikan jenazah untuk dimakamkan," kata Wastoni, menggambarkan respons cepat warga setelah penemuan tragis itu.

Sementara itu , Bupati Kendal, Dyah Kartika Permanasari, langsung menjenguk Putri dan Intan di RS PKU Muhammadiyah Boja.

Kunjungan ini dilakukan untuk memastikan kondisi kesehatan keduanya dan memberikan dukungan moral.

Bupati Kendal Dyah Kartika Permanasari menjenguk dua gadis yang ditemukan tergeletak lemas dekat mayat ibunya di Dusun Somopuro Desa Bebengan Boja.[Dok Pemkab Kendal]
Bupati Kendal Dyah Kartika Permanasari menjenguk dua gadis yang ditemukan tergeletak lemas dekat mayat ibunya di Dusun Somopuro Desa Bebengan Boja.[Dok Pemkab Kendal]

"Tentunya saya juga turut prihatin, semoga mereka selalu diberikan kekuatan oleh Allah SWT dalam menghadapi segala cobaan," ujar Bupati Dyah Kartika, menyampaikan empatinya.

Ia bersyukur kondisi Putri dan Intan sudah menunjukkan perbaikan dan mulai dapat diajak berkomunikasi, meskipun Intan masih memerlukan pendampingan khusus.

Dokter Arfa Bima dari RS PKU Muhammadiyah Boja menjelaskan bahwa ketika dibawa ke rumah sakit, kedua anak berada dalam kondisi sangat lemas; satu bahkan tidak dalam kesadaran penuh, dan yang lain meski sadar sangat lemah.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini