SuaraJawaTengah.id - Cawapres nomor urut 2 Sandiaga Uno sempat menyebut nama Liswati saat mengikuti Debat Cawapres 2019 di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/3) akhir pekan lalu.
Nama itu langsung menjadi perbincangan publik. Lalu siapakah sebenarnya Liswati?
Liswati yang disebut Sandiaga Uno sebagai penderita kanker payudara stadium II, sebenarnya bernama Niswatin Naimah.
Perempuan berusia 44 tahun itu adalah warga Dukuh Babadan RT8/RW2, Desa Bentak, Kecamatan Sidoharjo, Sragen, Jawa Tengah.
Dengan demikian, Sandiaga Uno salah menyebut namanya menjadi Liswati saat debat.
Pengurus DPD Partai Gerindra Jawa Tengah, Sriyanto Saputro, langsung teringat dengan aspirasi yang disampaikan Niswatin secara langsung kepada Sandiaga saat berkunjung ke Pasar Bunder Sragen, 30 Desember 2018 lalu.
Sriyanto akhirnya mencari Niswatin dan bertemu berkat bantuan sukarelawan Prabowo – Sandiaga Sragen.
Sriyanto kemudian mengajak Niswatin menggelar jumpa pers di Rumah Makan Nova Sragen, Senin (18/3/2019).
“Dalam debat, Bang Sandi menyebut Bu Lis, yang benar Bu Niswatin. Saya datang ke Sragen untuk memastikan Bu Niswatin karena semalam muncul akun palsu yang mengatasnamakan Bu Lis. Kisah Bu Niswatin itu benar terjadi, bukan hoaks,” ujarnya seperti diberitakan Semarangpos.com—jaringan Suara.com.
Baca Juga: Gemas, Tingkah Lucu Gempi Pamitan sama Alex, Teman Sekolahnya
Niswatin tak menyangka bila aspirasinya masih diingat Sandiaga.
“Yang disampaikan Bang Sandi dalam debat itu benar saya, Niswatin Naimah. Saya didiagnosis dokter terkena kanker payudara stadium II. Saya peserta BPJS kelas II. Pengobatan saya dibiayai BPJS sampai kemoterapi ketujuh selesai Oktober 2018 lalu,” ujar Niswati kepada wartawan.
Berdasarkan hasil tes laboratorium dari Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran UGM, Naimah mengatakan HER2 pada kanker payudara yang dideritanya positif.
Atas dasar itu, Niswatin harus mendapatkan suntikan herceptin tambahan sebanyak delapan kali pascakemoterapi berakhir.
“Sekali suntikan itu biayanya Rp 15 juta. Ternyata suntikan itu tidak dibiayai BPJS kecuali ada penyebaran. Ketentuan itu berlaku sejak April 2018. Padahal ada pasien kanker payudara lainnya bisa dibiayai BPJS sebelum April 2018,” katanya.
Hal itulah yang dikeluhkan Niswatin dan disampaikan ke Sandiaga saat berkunjung ke Sragen. Sebagai guru di SMK swasta, Niswatin tidak mampu membeli obat suntikan itu.
Berita Terkait
-
Kata Istri Soal Rahasia Ketampanan Sandiaga Uno : Air Wudhu
-
Bertaruh Nyawa, Jubir BPN Prabowo Pastikan Bakal Ada Zikir Rutin di Istana
-
Rangkul Warga NU, Sandiaga Janji Hidupkan Kembali Kebijakan Gus Dur
-
Pembahasan Soal Pengangguran di Debat Cawapres Dinilai Tak Komprehensif
-
Sandiaga: Kalau Jadi Wapres, Semua Gaji Saya Bakal Diberikan ke Kaum Dhuafa
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
Terkini
-
130 Tahun BRI, Konsisten Tumbuh Bersama Rakyat dan Perkuat Ekonomi Inklusif
-
10 Tempat Wisata di Brebes yang Cocok untuk Liburan Sekolah Akhir Tahun 2025
-
Borobudur Mawayang: Sujiwo Tejo dan Sindhunata Hidupkan Kisah Ambigu Sang Rahvana
-
5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
-
BRI Peduli Guyur Rp800 Juta, Wajah 4 Desa di Pemalang Kini Makin Ciamik