Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno
Minggu, 12 Mei 2019 | 22:32 WIB
Gubernur Ganjar Pranowo Temui Warga Korban Penggusuran Tambalorok di Balai Kota Semarang, Jawa Tengah pada Minggu (12/5/2019). [Suara.com/Adam Iyasa]

SuaraJawaTengah.id - Imbas dari penggusuran warga Kawasan Tambaklorok di RT 5 RW 16 Tambakrejo Kelurahan Tanjung Mas Semarang, pada Kamis (9/5/2019), warga terdampak menggelar protes dengan menggeruduk Balaikota Semarang, Minggu (12/4/2019) sore.

Mereka datang untuk bermediasi menuntut keadilan atas kesewenangan Satpol PP dan Pemkot Semarang yang tega menggusur rumah pada bulan puasa dan tanpa pemberitahuan.

Sebelumnya, usai penggusuran, akun sosial media milik Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi, mendapat protes dan hujan kritik ribuan warganet akibat penggusuran 97 kepala keluarga di Tambakrejo kawasan Tambaklorok tersebut.

Melihat fenomena sosial itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo langsung turun tangan bermediasi. Ganjar menilai persoalan proyek normalisasi Banjir Kanal Timur (BKT) yang tersambung dengan proyek buatan Jokowi, Kampung Nelayan Tambaklorok harus diatasi dengan kepala dingin dan solusi.

Baca Juga: Incognito Berbuah Manis, Jokowi Menang Telak di TPS Tambaklorok Semarang

Warga korban tergusur meminta untuk tetap bisa menempati hunian sementara (huntara) di sekitar lokasi penggusuran. Keinginan warga dipenuhi Pemerintah Kota Semarang dan Pemrov Jateng dalam mediasi tersebut.

"Karena saya, BBWS, dan Pak Wali Kota ini punya kewajiban membereskan BKT, kita mau bicara kepentingan masyarakat yang lebih banyak lagi se Semarang, banjir," kata Ganjar di Balaikota Semarang, Minggu (12/5/2019).

Ganjar mengaku, sengaja tidak meninjau lokasi penggusuran Tambakrejo yang kadung geger dan memanas selama tiga hari terakhir ini.

Selama tiga hari itu, Ganjar justru lebih memilih berkeliling meninjau dan melihat lokasi rusunawa yang akan disiapkan sebagai tempat relokasi 97 kepala keluarga Tambakrejo tersebut. Dia meninjau Rusunawa di Kudu dan hunianTransito Tugu Semarang.

Cara itu menurut Ganjar, seperti apa yang dilakukan mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, saat merelokasi hunian liar di ibu kota dengan baik dan tidak geger.

Baca Juga: Hari Pencoblosan, APK Masih Berkibar di Kapal Nelayan Tambaklorok

"Kenapa saya tidak ke lokasi itu (Tambakrejo) tapi saya masuk ke rusunawa dulu. Agar ini kayak yang di Jakarta itu dulu, waktu Ahok mindahin itu, itu kan protes, tapi silakan, ki lho wes dadi wes apik (relokasinya)," jelas Ganjar.

Load More