Scroll untuk membaca artikel
Bangun Santoso
Jum'at, 17 Mei 2019 | 13:45 WIB
Kaligrafi karya Darlam, seniman asal Cilacap, Jawa Tengah. (Suara.com/Teguh Lumbiria)

Kemudian dalam perkembangannya, Darlam mulai membuat lukisan ukir kaligrafi. Pembuatan itu sesuai dengan minat dari sejumlah pemesan.

Satu kendala yang menonjol dirasakan dalam pembuatan seni Islami itu. Kala itu, ia memiliki keterbatasan akan pengetahuan baca dan tulis Arab.

''Yang sempat bingung, itu ketika awal diminta membuat kaligrafi. Karena jujur, awalnya saya masih cukup minim dalam hal baca tulis Arab. Sampai-sampai, dalam tahapan menulis kaligrafi, saya sempat betul-betul melukis, bukan menulis Arab,” kenang dia.

Namun, kondisi itu tidak bertahan lama. Rutinitas anak sekolah, termasuk anak kandungnya, jadi inspirasi.

Baca Juga: BKSDA Cilacap Masih Menyusuri Keberadaan Buaya Muara

Mereka begitu bersemangat untuk berangkat sekolah sejak pagi, demi mengikuti kegiatan belajar, hingga siang atau terkadang sore hari. Kemudian malamnya, mereka kembali belajar, supaya ilmu yang diberikan guru betul-betul dipahami dengan baik.

“Itu mengapa, saya tergugah untuk belajar menulis Arab. Dan pada akhirnya, ketika ditekuni, akhirnya bisa,'' kata suami dari Fatmiyatun yang dikaruniai tiga anak, yakni Yulis Putri, Mutiara Anisa dan Putri Aryani.

Lebih dari itu, dari pesanan pembuatan kaligrafi, ia semakin giat untuk belajar tentang Alquan, hingga pendalaman keagamaan. ''Puji syukur alhhamdulillah, ada hikmah penting dari semua ini,'' ungkapnya.

Kontributor : Teguh Lumbiria

Baca Juga: Penampakan Buaya Muara di Perairan Cilacap, Nelayan Diimbau Waspada

Load More