Scroll untuk membaca artikel
Dwi Bowo Raharjo
Senin, 03 Juni 2019 | 21:07 WIB
Bayi perempuan yang ditemukan di Desa Padangjaya kini dalam perawatan Puskesmas I Majenang, Cilacap. [Suara.com/Teguh Lumbiria]

SuaraJawaTengah.id - Penemuan bayi perempuan di belakang Musala Nurul Iman, masih menjadi pertanyaan besar masyarakat Desa Padangjaya, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Bayi tersebut pertama kali ditemukan oleh Rafiq Manshur (21).

Pemuda setempat yang tengah kuliah di Purwokerto ini sempat mengira bahwa tangis bayi malang itu suara kucing.

“Karena suaranya pelan, jadi kurang jelas terdengar,” kata Rafiq Manshur, Senin (3/6/2019).

Saat itu, Rafiq mulai mendengar suara bayi di sela-sela pelaksanaan salat tarawih. Ia sempat keluar dan berusaha mencari sumber suara itu.

Baca Juga: Antisipasi Keterlambatan, Petugas Terminal di Cilacap Siaga 24 Jam

“(Mendengar suara tangisan) yang pertama, saya keluar dan mencari di bagian depan musala. Ternyata tidak ada,” kata Rafiq.

Ia pun kembali masuk musala untuk melanjutkan ibadah salat.

Beberapa waktu kemudian, tepatnya saat hendak salat witir, kembali terdengar suara tangisan. Namun suara tersebut tidak sekeras dengan suara awal.

“Yang kedua, saya juga sempat mengecek sampai ke samping musala. Tapi tidak ada apa-apa,” kata dia.

Kedua kalinya, Rafiq kembali masuk musala melanjutkan ibadah salat.

Baca Juga: Karya Kaligrafi Pria Asal Cilacap Ini Jadi Langganan Artis dan Pejabat

Suara itu kembali terdengar saat selesai salat witir yang dilanjutkan wiridan. Saat itu suaranya semakin jelas terdengar.

“Saya kembali keluar mengecek ke bagian depan, samping sampai ke belakang. Saat itu agak takut juga karena gelap,” kata dia.

Tidak disangka, ternyata betul tangisan bayi. Ia tergeletak persis di sisi tembok belakang musala dengan beralaskan baju dan kain selimut bayi.

Di tempat bayi itu ditemukan terdapat bungkusan plastik hitam yang berisi sejumlah perlengkapan bayi.

“Saya sempat panik bercampur kasihan. Akhirnya dibawa ke depan musala,” kata Rafiq.

Baru setelah itu warga geger. Sampai pada akhirnya mengundang Ketua RT dan RW setempat dan memutuskan untuk dibawa ke Puskesmas.

Kepala Puskesmas Majenang I, Sri Wahyuni memperkirakan umur bayi berkisar 4 sampai 5 hari. Hal itu mempertimbangkan potongan tali pusar yang belum kering.

“Tali pusarnya belum kering, sehingga dimungkinkan baru berusia 4 sampai 5 hari,” kata Sri Wahyuni.

Kontributor : Teguh Lumbiria

Load More