SuaraJawaTengah.id - Nama dan kekhasan rasa nopia Banyumas, Jawa Tengah bukan lagi hal asing bagi penikmat camilan atau snack, termasuk para pemudik Lebaran. Sudah rutin di Hari Raya Idul Fitri, banyak konsumen yang memborong jajanan putih kecokelatan berbentuk bulat itu untuk disantap sendiri, atau sebagai buah tangan alias bagi tetangga di tanah rantau.
Sejalan dengan populernya nopia khas Banyumas, produsen nopia menawarkan konsep baru kepada pelanggan. Mereka menyuguhkan wisata bertandang langsung ke tempat pembuatan nopia, serta kesempatan mencicipi, dan membawanya pulang, dengan tetap mempertahankan jaminan kualitas dan rasa.
Lokasinya berada di Kota Lama Banyumas, di mana pengunjung bisa langsung mengarah ke Kampoeng Nopia di Desa Pekunden, RT 3 RW IV, Kecamatan Banyumas, Kabupaten Banyumas.
Tak sampai 1 km perjalanan dari Kota Lama Banyumas, tertera tulisan dalam ejaan lama, Kampoeng Nopia, yang menyambut di pintu masuk perkampungan. Papan ini seolah menjadi penegas, bahwa 23 produsen rumahan sudah siap memanjakan konsumen atau para peminat wisata kuliner.
Silakan bertandang ke deretan home industry ini, di mana calon pembeli bisa menikmati proses pembuatan makanan ringan itu. Juga silakan memotret kegiatan atau melakukan selfie alias swafoto. Keren, karena gang-gang sempit di antara rumah penduduk dipenuhi gambar warna-warni.
Nuansa klasik yang bisa dinikmati pengunjung adalah proses pembuatan dengan oven tanah liat, berujud serupa kubah dan menggunakan arang yang dibakar sebagai perapiannya. Inilah warisan turun-temurun pembuat nopia kepada generasi pembuat kudapan itu berikutnya.
Mangun Handoyono, Humas Paguyuban Roti Mino Banyumas (Parimas) mengatakan, pengunjung dikenakan Rp 12.000 untuk paket kue nopia atau mini nopia (mino), setelah puas berkeliling kampung.
Dalam satu paket, terdapat berbagai varian rasa. Seperti gula merah, nanas, cokelat, stroberi, kelapa, jeruk, anggur, nangka, dan lainnya.
"Jadi banyak yang diperoleh dari sini. Selain belajar pembuatan nopia, mencicipi, foto-foto, pulangnya juga membawa nopia," jelas Mangun Handoyo, Jumat (7/6/2019).
Baca Juga: Telur Hingga Ceker Ayam Ilegal Asal Malaysia Gagal Diselundupkan ke RI
Ia menambahkan, kebutuhan konsumen saat Lebaran selalu meningkat. Satu produsen saja, dalam sehari sampai memproduksi 60 kg lebih. Padahal saat hari biasa, jumlah produksi dalam sehari berkisar 30 kg.
"Setiap produsen di sini punya pelanggan sendiri-sendiri. Dan dalam Idul Fitri seperti ini, permintaan dari konsumen selalu meningkat," jelasnya.
Para pelanggan ini tersebar di sejumlah daerah di Jawa Tengah, hingga Jawa Barat. Biasanya, mereka sendiri yang datang langsung ke tempat produksi.
"Sebagian membeli untuk dijual kembali. Kemudian banyak juga dinikmati sendiri, atau sebagai oleh-oleh," tukasnya.
Sementara Ketua RT03 RW IV Desa Pekunden, Agus Silo mengatakan, inovasi produksi dan pelayanan Kampoeng Nopia ini adalah upaya melestarikan makanan tradisional Banyumas itu.
"Diharapkan ke depannya, produksi nopia ini bisa terus dilestarikan," kata Agus Silo yang mendapat amanat soal pengembangan wisata kue khas nopia.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Mobil Listrik 8 Seater Pesaing BYD M6, Kabin Lega Cocok untuk Keluarga
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- Target Harga Saham CDIA Jelang Pergantian Tahun
Pilihan
-
4 HP Snapdragon Paling Murah Terbaru 2025 Mulai Harga 2 Jutaan, Cocok untuk Daily Driver
-
Catatan Akhir Tahun: Emas Jadi Primadona 2025
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
Terkini
-
BRI Blora Gelar Khitan Massal, Meriahkan HUT ke-130 dengan Bakti Sosial
-
Mobilio vs Ertiga Bekas di Bawah Rp150 Juta: 7 Pertimbangan Penting Sebelum Membeli
-
BRI BO Slawi Gelar Cek Kesehatan dan Donor Darah Gratis, Wujud Peduli Masyarakat
-
7 Tempat Wisata Rembang Viral dan Hits Ini Siap Jadi Favorit Libur Akhir Tahun 2025
-
Kampung Natal Saloka 2025: Perayaan Nataru Penuh Kearifan Lokal dan Rekor Dunia!