Scroll untuk membaca artikel
Agung Sandy Lesmana
Senin, 24 Juni 2019 | 21:35 WIB
Embun es di Dieng. (Dokumentasi Pengelolaan Obyek Wisata Banjarnegara)

Menurutnya, embun es di Dataran Tinggi Dieng merupakan fenomena yang wajar, karena tahun-tahun sebelumnya juga terjadi di musim kemarau.

"Itu wajar, karena di Jateng saat ini sudah masuk musim kemarau,” kata dia.

Disinggung mengenai kemungkinan dampak bagi kesehatan manusia, Setyoajie Prayoedhie menyebutkan tidak terlalu berpengaruh. Hanya saja, masyarakat khususnya yang tinggal di kawasan tersebut akan merasakan suhu udara yang lebih dingin dari biasanya.

“Untuk dampak pada tanaman, itu bisa mengakibatkan layu atau matinya bibit sayuran, khususnya yang belum cukup umur,” jelas dia.

Baca Juga: Fenomena Embun Es di Dieng, Mengundang Minat Wisatawan untuk Datang

Fenomena embun es di Dataran Tinggi Dieng, lanjut Setyoajie Prayoedhie, masih memungkinkan terjadi lagi. Mengingat puncak musim kemarau di wilayah tersebut dan Jateng pada umumnya, diperkirakan baru akan berlangsung sekitar bulan Agustus mendatang.

Fenomena embun es di wilayah tersebut sudah terjadi beberapa kali di musim kemarau ini. Kepala Unit Pengelola Teknis (UPT) Pengelolaan Obyek Wisata Banjarnegara Aryadi Darwanto mencatat, fenomena itu sudah terjadi delapan kali dalam bulan Juni 2019 ini. Fenomena yang sama juga pernah terjadi dalam bulan Mei lalu.

Pada Senin pagi tadi, kisaran pukul 05.00 WIB, pihaknya mengukur suhu udara di wilayah tersebut sampai minus 9 derajat celsius.

Kontributor : Teguh Lumbiria

Baca Juga: Delapan Hari Terakhir, Suhu Udara di Kawasan Dieng Minus

Load More