SuaraJawaTengah.id - Menghadapi ganasnya embun upas atau frost yang menyerang tanaman kentangnya, petani kentang di sekitaran Dataran Tinggi Dieng, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah meyiasatinya dengan menutup tanaman yang usianya masih muda agar tidak membeku.
Setelah menutup dengan kantong, para petani memasang penghalang antara satu dengan lainnya dan memanfaatkan tanaman gelonggong.
“Upaya yang dilakukan dengan menutupi tanaman dengan kantong. Kemudian ditanami dengan tanaman gelonggong,” kata Kades Dieng Kulon, Slamet Budiono, Selasa (25/6/2019).
Menurut dia, gelongggong ditanam di antara tanaman-tanaman kentang. Tujuannya, supaya embun es tertahan di tanaman gelonggong itu.
Keberadaan tanaman tersebut tergolong banyak, sehingga petani setempat bisa dengan mudah memanfaatkannya. Hanya, cara tersebut tidak selalu mendapat hasil maksimal. Apalagi ketika kemunculan embus upas cukup tebal.
“Hanya ya, itu, kadang tetap tidak optimal, apalagi ketika embun bekunya tebal,” kata dia.
Disinggung mengenai penyiraman air pada embun upas, Slamet mengakui bisa menjadi alternatif. Hanya, cara itu menjadi tidak memungkinkan, terutama mempertimbangkan waktunya.
“Penyiraman embun upas dengan air juga bisa menjadi cara lain dalam mencegah tanaman supaya tidak layu. Cuman kan kurang memungkinkan, masa nyiram air jam 03.00 pagi (waktu yang sering muncul embun upas),” ujar Slamet.
Diberitakan sebelumnya, fenomena embun upas di wilayah tersebut sudah terjadi beberapa kali di musim kemarau ini. Kepala Unit Pengelola Teknis (UPT) Pengelolaan Obyek Wisata Banjarnegara Aryadi Darwanto mencatat fenomena itu, sedikitnya sudah terjadi delapan kali dalam bulan Juni 2019 ini.
Baca Juga: Petani Kentang Dieng Waspadai Embun Upas yang Sebabkan Tanaman Mati
Fenomena yang sama juga pernah terjadi dalam Mei lalu. Suhu ekstrem di Dieng terjadi pada Senin (24/6/2019) pagi, kisaran pukul 05.00 WIB.
Pihak UPT melakukan pengukuran suhu udara menyebut suhu di dataran tinggi berketinggian sekitar 2.000 meter di atas permukaan laut tersebut mencapai titik terendah, minus sembilan derajat celsius. Fenomena yang sama juga muncul pada Selasa pagi (25/6/2019).
Kontributor : Teguh Lumbiria
Berita Terkait
-
Petani Kentang Dieng Waspadai Embun Upas yang Sebabkan Tanaman Mati
-
Terjawab! Ini Penyebab Suhu Membeku di Dataran Tinggi Dieng
-
Dianggap Fenomena Biasa, Ini Penjelasan BMKG soal Heboh Embun Es di Dieng
-
Fenomena Embun Es di Dieng, Mengundang Minat Wisatawan untuk Datang
-
Delapan Hari Terakhir, Suhu Udara di Kawasan Dieng Minus
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
Terkini
-
SIG Dukung Batam Jadi Percontohan Pengembangan Fondasi Mobilitas & Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan
-
Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah Kirim 29 AMT untuk Pemulihan Suplai di Sumatera
-
4 Link Saldo DANA Kaget Jumat Berkah: Raih Kesempatan Rp129 Ribu!
-
Skandal PSSI Jateng Memanas: Johar Lin Eng Diduga Jadi 'Sutradara' Safari Politik Khairul Anwar
-
8 Tempat Camping di Magelang untuk Wisata Akhir Pekan Syahdu Anti Bising Kota