SuaraJawaTengah.id - Hidup bersama masyarakat berbeda iman dan keyakinan di negara orang, rupanya tak seseram yang dibayangkan wanita berhijab bernama Dewi Kartika Maharani Praswida (23).
Dewi justru mendapat hikmah nikmatnya hidup berdampingan saling menghargai antar agama di Vatikan.
Enam bulan Dewi banyak mengetahui dan belajar tentang dialog antar agama terutama pengetahuan tentang Agama Katolik pada Studi Dialog Lintas Agama di Universitas Angelicvm dan PISAI (Pontifical Institute of Arab and Islamic Studies) Roma Italia.
"Kehangatan toleransi umat beragama tak hanya saya rasakan saat bersalaman dan didoakan Paus Fransiskus, masyarakat di sana juga saling mengormati antar agama," kata Dewi, kepada Suara.com, Minggu (30/6/2019).
Dikarenakan belajar di salah satu kampus Kepausan, Universitas Angelvicm Roma, sebagai pusat Kekatolikan dunia membuat Dewi belajar banyak tentang agama baik sejarah hingga beberapa dogmanya.
"Ternyata banyak hal yang berbeda dari yang saya duga, hal itu semakin membuka wawasan saya," tuturnya.
Gereja Katholik Roma, kata Dewi, sangat terbuka dengan semua orang tanpa membedakan latar belakang sehingga tidak ada masalah ketika Dewi berada di tengah pusat umat Katolik dunia itu.
"Sependek yang saya tahu beberapa orang menganggap bahwa umat Kristen itu memusuhi umat Islam, ternyata tidak, yang saya temui di sana penuh kasih sayang semuanya," ungkapnya.
Selama studi di Roma dan Vatikan, Dewi mengaku sering berkunjung ke gereja untuk belajar lebih dalam tentang apa yang mereka lakukan agar ke depan semakin saling memahami bukan menghakimi.
Baca Juga: Dewi Mendadak Tersohor Setelah Minta Didoakan Paus Fransiskus, Ini Kisahnya
"Barangkali beberapa orang memiliki pemikiran sangat fundamentalis dan tidak cocok dengan agama lain hingga senang menduga-duga tapi saya rasa itu tidak semuanya, alias kita tidak boleh menggeneralisasikannya," ujarnya.
"Saya juga sering main bersama para pastor dan biarawati, dari situ saya belajar juga tentang kehidupan mereka," imbuhnya.
Dia juga sempat mempelajari isi dari dokumen Humman Fraternity, sebuah dokumen persaudaraan yang diteken Paus Fransiskus dan Imam besar Al-Azhar, tentang saling menghormati keyakinan antara Islam dan Kristen demi perdamaian dunia.
"Bahwa isi dokumen itu sama dengan pendapat Paus yang merujuk pada dokumen Konsili Vatikan II, bahwa misi Gereja Katolik bukan lagi meng-kristenkan orang tapi hidup bersama-sama saling menghormati satu sama lain," jelasnya.
Dari situ, Dewi menilai isi kutipan paragraf ketiga dokumen Konsili Vatikan II Nostra Aetate, sangat menjunjung nilai toleransi dan saling mengormati keyakinan umat beragama.
"Antara Islam dan Kristen ada kesepahaman saling mengormati Tuhan masing-masing," singkatnya.
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
Terkini
-
Didukung BRI, Flyover Sitinjau Lauik Hadirkan Akses Lebih Aman dan Efisien di Sumatra Barat
-
Balas Dendam Akademis Uya Kuya: Rumah Dijarah Akibat Hoax, Kini Lulus S2 Hukum IPK 3,72
-
15 Tempat Wisata di Kebumen dan Sekitarnya yang Cocok untuk Libur Sekolah dan Tahun Baru
-
Sambut Natal Penuh Suka Cita, BRI Renovasi Gereja Kristen Jawa Purwodadi
-
Ancaman Krisis Finansial Intai Gen Z, Melek Asuransi Jadi Kunci Resolusi Tahun Depan