Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno
Jum'at, 12 Juli 2019 | 10:30 WIB
Lokasi penemuan mayat yang dimutilasi di Grumbul Plandi Desa Watuagung Kecamatan Tambak Banyumas Jawa Tengah. [Suara.com/Teguh Lumbiria]

SuaraJawaTengah.id - Misteri potongan jasad perempuan yang dimutilasi dan dibakar di saluran air Dusun Plandi, Desa Watuagung, Kecamatan Tambak, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah akhirnya terungkap.

Kapolres Banyumas AKBP Bambang Yudhantara mengungkapkan korban merupakan tersebut merupakan warga Cileunyi, Bandung, Jawa Barat.

"Untuk korban sendiri merupakan warga dari Bandung (Jawa Barat). Identitas korban dengan inisial KW merupakan seorang ibu rumah tangga, usia sekitar 51 tahun," kata Bambang Yudhantara, Jumat (12/7/2019).

Disampaikan Bambang, saat ini potongan tubuh korban sudah dikirim ke RS Polri untuk dilakukan pengambilan tes DNA-nya.

Baca Juga: Pemutilasi dan Pembakar Potongan Mayat Perempuan di Banyumas Tertangkap

"Untuk keluarga korban juga sudah kita hubungi dan akan sama-sama dikawal oleh anggota untuk sama-sama berangkat ke RS Polri untuk diambil DNA-nya juga untuk pencocokan, pembanding, gitu," kata Bambang.

Diketahui, polisi sudah menangkap terduga pelaku mutilasi dan pembakaran potongan tubuh di Dusun Plandi Desa Watuagung, Kecamatan Tambak Kabupaten Banyumas.

Terduga pelaku berinisial DP (37) warga Desa Gumelem Wetan, Kecamatan Susukan, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Ia merupakan seorang residivis peenculikan dan sudah pernah mendekam di tahanan.

Diketahui, potongan jasad manusia itu ditemukan oleh warga Desa Watuagung, Kecamatan Tambak Kabupaten Banyumas, Senin sore.

Potongan kaki, tangan dan kepala manusia itu ditemukan di sebuah saluran air di Dusun Plandi Desa Watuagung RT 8, RW 3, Kecamatan Tambak. Lokasi tersebut tidak jauh dari tugu perbatasan Banyumas dan Banjarnegara, masuk area hutan.

Baca Juga: Korban Mutilasi yang Hangus di Selokan Desa Watuagung Diduga Perempuan

Kejadian itu sempat membuat geger warga setempat, yang kemudian berdatangan ke lokasi untuk memastikannya.

Kontributor : Teguh Lumbiria

Load More