Scroll untuk membaca artikel
RR Ukirsari Manggalani
Minggu, 28 Juli 2019 | 09:58 WIB
Mulai pertunjukan ronggeng, gamelan dan tarian tradisional dipentas dalam Kaligua Culture Fesival [Suara.com/Reza Abineri].

Sementara itu, Bupati Brebes Idza Priyanti sangat berharap kegiatan tadi mampu melestarikan dan mengembangkan potensi di daerah. Ia melihat potensi KCF dapat menjadi momen memajukan sektor pariwisata.

"Semoga bisa menjadi even tahunan. Mampu memajukan pariwisata agar perekonomian masyarakat berkembang," katanya.

KCF menggelar acara ini untuk mengingat dan mengenang sejarah masa pahit dahulu. Dengan tema "Berbudaya, Bersama, Berkarya dan Bergembira" pergelaran dimaksudkan agar masyarakat sadar dan melestarikan kebudayaan sebagai bagian sejarah itu.

"Kita jangan melupakan sejarah, meskipun itu pahit. Apalagi sejarah itu memiliki nilai arif dan kreatif. Menjaga agar budaya kita tidak pudar," beber Idza Priyanti.

Baca Juga: Miss Auto Show 2019: Tak Semuanya Kenakan Gaun Malam

Selain prosesi ruwat ketel uap, ada kegiatan napak tilas budaya, kirab budaya, upacara adat, musik kebun teh, pameran karya komunitas, creative sharing atau taklshow kreatif, sarasehan budaya, pesta seribu obor dan berbagai kegiatan kolaborasi dari para pelaku seni yang ada di Brebes bagian selatan. Sebanyak ratusan orang terlibat dalam kegiatan ruwatan sejarah perdana di Kabupaten Brebes.

Perlu diketahui, pabrik yang didirikan pada 1880 oleh Cultur Onderneming dari Belanda ini pengelolaannya dilakukan langsung oleh Van De Joeng (dilafalkan sebagai Van di Yong), sang pemilik. Luas total lahan kebun teh mencapai 600 hektare, di ketinggian antara 1.500 - 2.050 m dpl dengan suhu sekitar 20 derajat Celcius.

Sebanyak puluhan warga Pandansari bergantung dan bekerja sebagai pemetik teh di sini, dan  umumnya telah bekerja secara turun-menurun sebagai bentuk baktinya.

Kontributor : Reza Abineri

Baca Juga: Exhibitors Night GIIAS 2019: Dari Mobil Favorit sampai Miss Auto Show

Load More