SuaraJawaTengah.id - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjarnegara, Jawa Tengah menginformasikan bahwa sudah 16 desa di wilayah setempat yang mengalami kekeringan dan krisis air bersih.
"Jumlah desa yang mengalami kekeringan terus bertambah, pada saat ini jumlahnya ada 16 desa," kata Kepala Pelaksana Harian BPBD Banjarnegara, Arief Rahman di Banjarnegara, Selasa (30/7/2019).
Dia menyebutkan, 16 desa tersebut antara lain Desa Kalitengah, Desa Karanganyar, Desa Kaliajir, Desa Merden, Desa Petir, Kecamatan Purwanegara.
Selain itu, Desa Jalatunda dan Desa Somawangi Kecamatan Mandiraja. Kemudian Desa Karangjati Kecamatan Susukan, dan Desa Sirkandi Kecamatan Purwareja Klampok.
Lalu ada Desa Kebutuhjurang, Desa Kebutuhduwur, Desa Lebakwangi dan Desa Duren, Kecamatan Pagedongan, Desa Kebondalem Kecamatan Bawang dan Desa Ampelsari Kecamatan Banjarnegara dan Desa Kecepit, Kecamatan Punggelan.
Pihaknya memprediksi, jumlah desa tersebut masih bisa bertambah mengingat musim kemarau akan memasuki puncaknya pada bulan Agustus mendatang.
"Kami terus melakukan rapat koordinasi dengan seluruh pemangku kepentingan terkait guna mengantisipasi makin meluasnya kekeringan di wilayah Banjarnegara," katanya.
Untuk itu, pihaknya juga terus menyiagakan personel dan mobil tangki air yang siap mendistribusikan air bersih kepada masyarakat yang membutuhkan.
"Hingga hari ini kami sudah mendistribusikan sebanyak 120 tanki atau setara dengan 600.000 liter air ke daerah-daerah yang mengalami krisis air bersih," katanya.
Baca Juga: Atasi Kekeringan, Kementan Programkan Pipanisasi di Brebes
Pihaknya, kata dia, terus menyiagakan personel sehingga dapat memberikan respons cepat apabila ada laporan kekeringan dari masyarakat.
Sebelumnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan wilayah Kabupaten Banjarnegara akan memasuki puncak musim kemarau pada bulan Agustus 2019.
Kepala Stasiun Geofisika Banjarnegara (BMKG Banjarnegara) Setyoajie Prayoedhi mengatakan, tren curah hujan di wilayah Banjarnegara dan kabupaten lain di sekitarnya terus mengalami penurunan karena wilayah ini sudah mulai memasuki musim kemarau sejak awal bulan Juni 2019.
BMKG, kata dia, juga ikut mengajak masyarakat bijak menggunakan air guna mengantisipasi dampak kekeringan. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
Terkini
-
SIG Dukung Batam Jadi Percontohan Pengembangan Fondasi Mobilitas & Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan
-
Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah Kirim 29 AMT untuk Pemulihan Suplai di Sumatera
-
4 Link Saldo DANA Kaget Jumat Berkah: Raih Kesempatan Rp129 Ribu!
-
Skandal PSSI Jateng Memanas: Johar Lin Eng Diduga Jadi 'Sutradara' Safari Politik Khairul Anwar
-
8 Tempat Camping di Magelang untuk Wisata Akhir Pekan Syahdu Anti Bising Kota