Reza Gunadha
Jum'at, 09 Agustus 2019 | 17:30 WIB
Sebanyak 30 wali murid Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Al Furqon, Kecamatan Slawi, Kabupaten Tegal, melakukan aksi protes, Jumat (9/8/2019). [Suara.com/Reza]

Ia juga sempat meminta kejelasan terkait hal tersebut dan fasilitas lainnya ke pihak sekolah. Namun jawaban yang diberikan tidak memuaskan dirinya. Karena kesal, ia pun segera memindahkan anaknya ke sekolah lainnya.

"Anak saya sudah saya pindahkan ke sekolah lainnya. Kesal sih mas," tambahnya.

Selain Asih, sudah ada 30 wali murid yang memindahkan anak-anaknya. Permasalahannya hampir sama, yakni di antaranya makanan basi.

Wali murid hingga komite sekolah menanyakan kenapa kualitas katering jelek, tapi diwajibkan. Mereka maklum jika katering diwajibkan, tapi kualitasnya harus terjamin.

Kepala SDIT Al Furqon Abu Hasan Sadili meminta maaf atas kejadian tersebut. Kejadian tersebut, kata dia hanya kesalahpahaman.

"Kami terbuka dengan kenginan wali murid. Itu hanya miskomunikasi saja," katanya.

Ia mengklaim kualitas katering yang basi disebabkan karena persoalan resep makanan saja.

"Kayak sop yang kecut, itu masalah resep saja yang tidak biasa kita kenal. Seperti resep tempe bacem. Jadi kecut itu bukan karena basi, tapi pada resepnya saja. Tapi sistem katering kami hentikan sementara," katanya.

Kontributor : Reza Abineri

Baca Juga: Warga Brebes-Tegal Keluhkan Sempat Mati Listrik Bikin Aktifitas Terhenti

Load More