SuaraJawaTengah.id - Komunitas Pecinta Alam (KPA) Rajawali, dibantu karang taruna dan warga di Dukuh Surodadi, Tarubatang, Selo Boyolali, Jawa Tengah menyulap belasan ribu botol bekas air mineral menjadi sebuah piramida.
Belasan ribu botol bekas ukuran 1,5 liter itu merupakan sampah yang didapatkan para relawan saat bersih Gunung Merbabu.
Dari kegiatan yang berlangsung mulai tanggal 7 Juli 2019 itu relawan mendapati sebanyak 12 ribu lebih sampah botol bekas air mineral. Botol-botol tersebut merupakan botol yang dibawa oleh para pendaki dan dibuang sembarangan di kawasan gunung Merbabu.
Melihat hal itu, relawan pun memungutinya dan membawa turun. Tetapi, banyaknya sampah yang didapatkan muncul inisiatif untuk membuat sebuah karya dari bahan tersebut. Dan dari beberapa ide itu, muncul untuk membuat sebuah piramida.
Baca Juga: Melihat Tradisi Grebeg Sadranan di Lereng Merapi - Merbabu
Piramida yang dibuat dari botol bekas berukuran tinggi mencapai empat meter, panjang 12,5 meter dan lebar 8 meter.
Ketu KPA Rajawali, Agus Sutarno (35) mengatakan, pengumpulan sampah botol bekas ini awalnya kegiatan peduli lingkungan. Kemudian dari kegiatan itu, ternyata banyak sampah plastik yang didapatkan.
"Kami relawan terus mengumpulkan sampah plastik itu. Setelah terkumpul kami berpikir untuk membuat sebuah karya agar tidak hanya menjadi sampah. Tetapi bisa terus dipandang, dan muncul ide membuat piramida," terangnya saat ditemui Suara.com di posko KPA Rajawali, Selo, Boyolali, Jawa Tengah, Selasa (13/8/2019).
Agus menambahkan, kreasi kerajinan ini juga sebagai bentuk keprihatinan akan banyaknya sampah yang berserakan di gunung Merbabu. Menurutnya, selama ini banyak yang melakukan pendakian tapi tidak peduli terhadap lingkungan.
Mereka hanya melakukan pendakian dan menikmati alam, kemudian meninggalkan sampah yang cukup banyak.
Baca Juga: Gunung Merbabu Terbakar, 10 Hektare Lahan Ludes
"Per hari itu ada 200-an pendaki. Dan setiap pendaki minimal membawa dua botol jadi berapa banyak botol yang ditinggalkan saat mendaki. Mereka itu penikmat alam, bukan pecinta alam mereka mendaki pota poto lalu meninggalkan sampah," katanya.
Berita Terkait
-
Mengatasi Tantangan di Gunung Merbabu
-
Orang-orang Turun dari Merbabu Butuh 4 Jam, Pria Ini justru Tempuh Waktu 17 Menit Saja, Kok Bisa?
-
Event Kreatif di Kecamatan Selo Berdampak ke Ekonomi Masyarakat Sekitar
-
4 Rekomendasi Tempat Wisata Alam di Boyolali, Cocok untuk Hilangkan Penat
-
Jangan Ragu! Ini 5 Alasan Gunung Merbabu Harus Dikunjungi bagi Para Pendaki
Terpopuler
- Profil dan Agama Medina Dina, Akan Pindah Agama Demi Nikahi Gading Marteen?
- Ngaku SMA di Singapura, Cuitan Lawas Chilli Pari Sebut Gibran Cuma SMA di Solo: Itulah Fufufafa..
- Baim Wong Terluka Hatinya, Olla Ramlan Maju Senggol Paula Verhoeven: Ego Laki Jangan Disentil Terus
- Rumah Baru Sarwendah Tersambar Petir
- Beda Kekayaan AKP Dadang Iskandar vs AKP Ryanto Ulil di Kasus Polisi Tembak Polisi
Pilihan
-
Momen Pilkada, Harga Emas Antam Langsung Melonjak
-
Pemetaan TPS Rawan di Kaltim: 516 Lokasi Terkendala Internet
-
Siapa SS? Anggota DPR RI yang Dilaporkan Tim Hukum Isran-Hadi Terkait Politik Uang di Kaltim
-
Proyek IKN Dorong Investasi Kaltim Capai Rp 55,82 Triliun Hingga Triwulan III
-
Tim Hukum Isran-Hadi Ungkap Bukti Dugaan Politik Uang oleh Anggota DPR RI Berinisial SS
Terkini
-
Dukung Pilkada, Saloka Theme Park Berikan Promo Khusus untuk Para Pemilih
-
Top Skor El Salvador Resmi Gabung PSIS Semarang, Siap Gacor di Putaran Kedua!
-
Kronologi Penembakan GRO: Dari Tawuran hingga Insiden Fatal di Ngaliyan
-
Kasus Pelajar Tertembak di Semarang, Ketua IPW: Berawal Tawuran Dua Geng Motor
-
Tragedi Simongan: Siswa SMK Tewas Terkena Peluru Nyasar Saat Polisi Lerai Tawuran?