SuaraJawaTengah.id - Usia Sanjoto memang sudah renta. Tahun ini, kakek 13 cucu itu bahkan sudah menapaki usia 89 tahun.
Meski demikian, suaranya masih lantang. Tutur bahasanya masih sangat jelas saat menyambut kedatangan Semarangpos.com—jaringan Suara.com di kediamannya, Jalan Blimbing Raya No 43, Semarang Selatan, Kamis (15/8/2019).
“Bagaimana? Ada yang bisa saya bantu,” ucap mantan pejuang kemerdekaan itu membuka pembicaraan.
Sanjoto merupakan veteran perang kemerdekaan. Bukti autentik terlihat pada dinding rumahnya yang dipenuhi foto saat dirinya menerima penghargaan, salah satunya dari Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo. Selain itu, juga foto-fotonya dengan empat bintang lencana.
Sanjoto lantas menuturkan pengalamannya saat kali pertama memanggul senjata untuk melawan tentara Jepang pada 1942. Saat itu, usianya padahal baru menginjak 12 tahun.
“Mau bagaimana lagi? Saat itu semua teman sebaya saya juga mengangkat senjata untuk melawan penjajah Jepang. Saya juga ikutan,” ujar pria kelahiran Solo tahun 1930.
Sanjoto mengatakan, kali pertama berjuang melawan penjajah bergabung dengan Angkatan Muda. Setelah itu, dirinya direkrut Badan Keamanan Rakyat (BKR), yang merupakan cikal bakal Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Saat bergabung dengan TNI, tepatnya pada tahun 1948, ia mendapat mandat khusus dari Panglima Kodam (Pangdam) Diponegoro saat itu, Kolonel Gatot Soebroto.
Ia diperintahkan untuk mengawal perjuangan gerilya Jenderal Soedirman, yang kala itu melintas di wilayah Kabupaten Wonogiri.
Baca Juga: 20 Anggota DPRD Depok Bolos Sidang Paripurna, Veteran: Kami Tak Dihargai
“Pangkat saya saat itu masih sersan. Tapi, sudah punya pleton. Saya diperintahkan mengawal perjalanan Pak Dirman yang tengah melintas di daerah Jumapolo, Wonogiri. Perintahnya langsung dari Gatot Soebroto yang saat itu masih berpangkat kolonel,” imbuhnya.
Selama menjalani tugas, Sanjoto mengaku terkesan terhadap sosok Pak Dirman. Ia menilai Pak Dirman merupakan sosok yang tangguh dan berwibawa.
“Ia seorang jenderal besar. Saat itu kondisinya sakit, batuk-batuk selama perjalanan. Tapi, masih bersemangat meskipun harus ditandu. Padahal, saat itu medan yang kami lalui berupa hutan belantara,” tuturnya.
Selama mengawal Jenderal Besar Soedirman, ia dan rombongannya melalui hutan belantara di kawasan Wonogiri-Ponorogo. Hal itu dilakukan guna menghindari sergapan tentara Belanda.
Atas jasanya mengawal Jenderal Soedirman, Sanjoto mendapat tanda jasa Bintang Kartika Eka Paksi. Sebuah penghargaan yang mentereng bagi prajurit TNI kala itu.
Selepas masa perjuangan kemerdekaan, kisah Sanjoto berlanjut. Ia bahkan kerap diminta menjadi pengawal Presiden Soekarno saat berkunjung ke Semarang pada 1957 silam.
Berita Terkait
-
20 Anggota DPRD Depok Bolos Sidang Paripurna, Veteran: Kami Tak Dihargai
-
Terpuruk di Dasar Klasemen, Semen Padang Turunkan Harga Tiket Pertandingan
-
Selain Bupati Jepara, Jaksa KPK juga Tuntut Hakim Lasito Lima Tahun Penjara
-
Lele Sempat Nangis Jadi Driver Ojol saat Kuliah, Ini Alasannya
-
Pecat Jafri Sastra, PSIS Bakal Ditangani Tiga Caretaker
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
Terkini
-
Didukung BRI, Flyover Sitinjau Lauik Hadirkan Akses Lebih Aman dan Efisien di Sumatra Barat
-
Balas Dendam Akademis Uya Kuya: Rumah Dijarah Akibat Hoax, Kini Lulus S2 Hukum IPK 3,72
-
15 Tempat Wisata di Kebumen dan Sekitarnya yang Cocok untuk Libur Sekolah dan Tahun Baru
-
Sambut Natal Penuh Suka Cita, BRI Renovasi Gereja Kristen Jawa Purwodadi
-
Ancaman Krisis Finansial Intai Gen Z, Melek Asuransi Jadi Kunci Resolusi Tahun Depan