Scroll untuk membaca artikel
Reza Gunadha
Sabtu, 24 Agustus 2019 | 16:16 WIB
Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) cabang Semarang dan Persatuan Rakyat untuk Pembebasan Papua Barat, aksi digelar di budaran air mancur Jalan Pahlawan Semarang, Sabtu (24/8/2019). [Suara.com/Adam Iyasa]

SuaraJawaTengah.id - Ratusan mahasiswa asal Papua di Semarang, Jawa Tengah, menggelar aksi damai menolak rasisme dan kekerasan yang dialami mereka di daerah tersebut dan lainnya seperti Malang, Surabaya, dan Makasar.

Mereka yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) cabang Semarang dan Persatuan Rakyat untuk Pembebasan Papua Barat, aksi digelar di budaran air mancur Jalan Pahlawan Semarang, Sabtu (24/8/2019).

Beberapa poster mereka bawa sebagai simbol perlawan anti-rasisme. Mereka meminta kepada aparat kepolisian untuk segera menangkap aktor intelektual pembuat aksi rasisme di beberapa kota tersebut.

"Hentikan rasisme! Manusia Papua bukan Monyet," kata Joven Tosh, koordinator aksi saat orasi.

Baca Juga: Disindir Sandiaga Uno soal Papua, Moeldoko: Jangan Provokatif!

Joven juga meminta aparat TNI dan Polri menghentikan provokasi warga yang tak tahu menahu tentang politik Papua Merdeka dan NKRI harga mati.

"Penguasa menciptakan gagasan rasisme, memprovokasi warga untuk saling menyerang antara sesama kaum tertindas. Itu dilakukan hanya untuk mempertahankan status quo kekuasaannya dan memperpanjang penjajahan," katanya.

Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) cabang Semarang dan Persatuan Rakyat untuk Pembebasan Papua Barat, aksi digelar di budaran air mancur Jalan Pahlawan Semarang, Sabtu (24/8/2019). [Suara.com/Adam Iyasa]

Mahasiswa Papua bergantian memberikan orasi dengan menyampaikan Papua memiliki hak untuk menentukan nasib sendiri.

"Berikan hak penentuan nasib sendiri untuk mengakhiri rasisme dan penjajah di West Papua," ucap mahasiswa Papua dalam orasinya.

Tak hanya itu, mereka juga mengusung poster seperti ”Berikan Hak Menentukan Nasib Sendiri” lengkap dengan sebuah gambar Bendera bangsa Papua Barat, yakni Bintang Kejora.

Baca Juga: Jokowi Dinilai Santai soal Kerusuhan di Papua, Moeldoko Semprot Fadli Zon

Dalam aksinya, beberapa mahasiswa menggunakan pakaian khas Papua dan berkoteka. Mereka juga membunyikan suara-suara khas masyarakat Papua dan menari berputar-putar.

Load More