Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno
Sabtu, 14 September 2019 | 14:32 WIB
Warga sekitar Mako Brimob Srondol Semarang membersihkan rumah dari pecahan plafon yang jatuh. [Suara.com/Adam Iyasa]

SuaraJawaTengah.id - Sejumlah warga yang rumahnya berada di Gang Mangga, Srondol Wetan Kecamatan Banyumanik trauma dengan ledakan yang terjadi di Mako Brimob Srondol Kota Semarang, Jawa Tengah.

Ledakan gudang amunisi bahan peledak yang terjadi pada Sabtu (14/9/2019), pukul 07.05 WIB, merusak beberapa bagian bangunan. Terutama bagian atap rumah, genteng dan plafon.

Seorang Warga Gang Mangga RT 05/RW 02 Srondol Wetan Yakobus Supriyono (59) salah satunya. Dia mengaku trauma dan takut ada ledakan lagi sehingga mengungsikan semua anggota keluarganya.

"Keluarga saya ungsikan ke (tempat) saudara. (Rumah) ini saya bersihkan dulu karena banyak yang hancur," kata Yakobus kepada Suara.com, Sabtu (14/9/2019).

Baca Juga: Gudang Amunisi Mako Brimob Semarang Meledak, Kapolda: Tak Ada Sabotase

Kerusakan yang terjadi di rumah Yakobus terbilang parah karena ledakan gudang amunisi Mako Brimob menyebabkan 90 persen atap plafon rumahnya hancur dan berjatuhan ke lantai.

"Yang di dalam istri dan anak, dengar ledakan pada lari keluar. Saya waktu itu lagi kerja, terus pulang (setelah) ditelepon," katanya.

Dia lalu memeriksa semua bagian rumah, tak hanya plafon atap, kaca jendela juga pecah. Termasuk dipan tempat tidur ikut hancur akibat kejatuhan plafon.

"Ini saya bersihkan dulu, nanti kalau sudah dibetulkan, keluarga saya kembalikan lagi ke rumah," katanya.

Senada dengan Yakobus, Adi Darmadi (32) yang rumahnya berada di belakang Mako Brimob juga mengaku trauma. Saat kejadian dia sedang di dalam rumah.

Baca Juga: Gudang Amunisi Mako Brimob Semarang yang Meledak Berisi 30 Bom Sisa Perang

"Ledakan satu saya kira ban meletus, ledakan kedua saya tengok ke belakang rumah kok ada api, dan ledakan ketiga sangat keras, kami keluar rumah," katanya.

Puluhan kali dia dengar ledakan, kondisi rumahnya tak dihiraukan. Setelah keadaan mereda, dia mengecek dan plafon atap rumah sudah jebol semua.

"Plafon retak dan jebol, genteng juga pada geser dan pecah. Kalau kaca tidak pecah," katanya yang baru dua tahun bangun rumah itu.

Untuk sementara, dia terpaksa merobohkan semua plafon dan gentengnya lantaran takut jika ada ledakan lagi dan bisa roboh.

"Jarak gudang sama rumah cuma 30 meter di belakang," katanya.

Kekinian, baik Yakobus dan Adi mengaku sudah didatangi pihak Brimob untuk didata kerugian material yang diderita. Mereka berharap ada bantuan dari Brimob maupun Polda Jateng untuk perbaikan rumahnya.

"Ya kalau bisa ikut membantu perbaikan atap dan genting, karena kan ledakan dari sana," katanya.

Kontributor : Adam Iyasa

Load More