SuaraJawaTengah.id - Andreas Kurniawan (44), tersangka kasus pembunuhan di Solo, Jawa Tengah berencana menggugat Rumah Sakit Kasih Ibu ke pengadilan, pekan depan.
Langkah hukum ini ditempuh Andreas, karena rumah sakit itu lamban menangani korban pembunuhan bernama Bunto Tanoe (44) hingga akhirnya meninggal dunia.
Andreas telah menusuk Bunto lantaran dianggap telah main serong dengan istri tersangka. Aksi penusukan itu terjadi di rumah mertuanya di Turisari, Mangkubumen, Banjarsari, Solo, Kamis (22/8/2019) siang. Andreas sempat membawa Bunto ke rumah sakit namun nyawa Bunto tak terselamatkan.
Sri pun mengatakan, kematian merupakan takdir. Namun secara teori apabila korban segera mendapat perawatan di rumah sakit seharusnya dapat diselamatkan.
Baca Juga: Klaim Teman Kerja, Polisi Selidiki Gel di Kasus Selingkuh Dokter dan Bidan
"Penyebab korban meninggal itu karena tusukan atau keterlambatan penanganan medis. Korban dibawa ke rumah sakit sekitar pukul 17.00 WIB dan baru dioperasi tengah malam. Sekitar lima jam darah korban mengalir terus, pelaku sudah menandatangani persetujuan segera dioperasi dan siap bertanggung jawab atas biayanya," kata Sri seperti dikutip dari Solopos.com--jaringan Suara.com, Rabu (9/10/2019).
Ia menambahkan karena keterlambatan penanganan itu membuat kliennya dijebloskan ke penjara karena tuduhan membunuh Bunto. Menurutnya, motif pembunuhan karena cinta segitiga masih sebatas praduga.
Kepastian mengenai motif pelaku akan dibuktikan di meja hijau. Menurutnya, kasus ini tidak ada unsur pembunuhan berencana.
Ia menjelaskan pembunuhan berencana biasanya pelaku akan menusukkan pisau ke korban berkali-kali bukan sekali saja seperti yang dilakukan Andreas. Pembunuhan berencana juga menyasar bagian tubuh vital dan paling mematikan.
Di sisi lain, ia menjelaskan apabila Andreas punya niat membunuh Bunto, Andreas tidak akan membawa Bunto ke rumah sakit dan menyanggupi seluruh biaya perawatannya.
Baca Juga: Miris, Pria Pergoki Istri Selingkuh Saat Berhenti di Lampu Merah
“Pelaku ini minta maaf tiga kali, pertama di lokasi kejadian, kedua di rumah sakit, dan ketika pelaku bersama pendeta di Salatiga masih menghubungi korban untuk minta maaf,” katanya.
Berita Terkait
-
Kapolres Jaksel Soroti Penanganan Kasus Pembunuhan oleh AKBP Bintoro: Aneh, Sangat Lama
-
Ironi Pelapor Polisi Pembunuh Sopir Ekspedisi di Palangka Raya: Mengapa Haryono Jadi Tersangka?
-
Janda Hamil di Tanjung Bintang Dikira Tewas Jatuh dari Tangga, Setelah Dicek Ternyata...
-
Nama Oknum TNI Koptu Herman Bukit Disebut di Sidang Pembunuhan Wartawan Rico, LBH Medan Minta Segera Ditangkap
-
Kasus Pembunuhan Ayah-Nenek di Lebak Bulus, Polisi Observasi Kejiwaan MAS Selama 14 Hari
Terpopuler
- Nyaris Adu Jotos di Acara TV, Beda Pendidikan Firdaus Oiwobo Vs Pitra Romadoni
- Indra Sjafri Gagal Total! PSSI: Dulu Pas Shin Tae-yong kan...
- Nikita Mirzani Tak Terima Terancam Hukuman 20 Tahun Penjara: Masa Lebih Parah dari Suami Sandra Dewi
- Kini Jadi Terdakwa Kasus Pencemaran Nama Baik Hotman Paris, Iqlima Kim Dapat Ancaman
- Minta Maaf Beri Ulasan Buruk Bika Ambon Ci Mehong, Tasyi Athasyia: Harusnya Aku Gak Masukkan ke Kulkas
Pilihan
-
Stadion Manahan Jadi Venue Final Liga 2
-
5 Rekomendasi HP Rp 6 Jutaan Terbaru Februari 2025, Kamera Andalan!
-
Pandu Sjahrir Makin Santer jadi Bos Danantara, Muliaman D Hadad Disingkirkan?
-
Alat Berat Sudah Parkir, Smelter Nikel PT GNI yang Diresmikan Jokowi Terancam Tutup Pabrik
-
Sah! OJK Cabut Izin Usaha Jiwasraya, Tak Singgung Nasib Nasabah
Terkini
-
Hari Pertama Retreat Kepala Daerah Full Belajar di Kelas, Peserta Sakit dapat Dispensasi
-
Ahmad Luthfi Siap Ikuti Rangkaian Retret di Akmil Magelang
-
Retret Kepala Daerah, Gubernur Paling Kaya Sherly Tjoanda Tampil Anggun Berseragam Loreng
-
Usai Dilantik Presiden Prabowo, 47 Kepala Daerah Absen Retreat Tanpa Keterangan
-
Kemendagri: Tak Ada Sanksi Hukum untuk Kepala Daerah yang Absen Retreat di Akmil