Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno
Kamis, 31 Oktober 2019 | 17:50 WIB
Masjid Riyadhul Jannah di Bangsri Cilik Kriwen, Sukoharjo yang sempat viral karena akan dilelang bank. [Suara.com/Ari Purnomo]

SuaraJawaTengah.id - Semenjak Masjid Riyadhul Jannah yang berada di Bangsri Cilik, Kriwen, Sukoharjo viral lantaran akan dilelang, jumlah jemaah disebut mulai berkurang.

Ketua Umum Takmir Masjid Riyadhul Jannah Mulyono mengakui, kekinian jumlah jemaah yang melaksanakan salat di masjid itu berkurang. Meski begitu, Mulyono mengaku tidak tahu penyebabnya, tetapi kemungkinan karena berita masjid yang dilelang itu.

"Sejak tiga hari ini jumlah jemaah yang salat disini sudah berkurang. Mereka pindah ke masjid lain. Mungkin karena status masjid ini, atau juga ditanya-tanya orang," katanya.

Tak hanya jemaah yang berkurang, Mulyono juga menyebut banyak orang yang datang ke masjid tersebut. Orang yang datang tersebut mencoba mencari tahuihwal masjid itu sampai akan dilelang oleh pihak bank.

Baca Juga: Viral Masjid akan Disita Bank, Takmir: Awalnya Mau Ditempel di Tembok

"Sudah ada ratusan orang yang datang ke sini, ada juga yang dari Ormas Islam. Mereka mungkin mengira takmir masjidnya yang melakukannya. Tapi saya tidak takut, saya menceritakan semuanya'" tutur Mulyono yang ditemui usai mengepel lantai masjid.

Meski sudah dipasrahi oleh pemilik masjid untuk menjaga masjid, Mulyono mengaku tidak tahu menahu jika sertifikat tanah yang dibangun masjid itu dijadikan agunan di bank. Dirinya hanya tahu, jika pembangunan masjid itu dilakukan oleh pribadi pemilik perusahaan otomotif (PO) Wahyu Putro.

"Itu kan tanah milik pribadi, dulunya bekas garasi dan bengkel bus Wahyu Putro. Karena pernah kebanjiran, kemudian pemiliknya pindah ke Sukoharjo Kota. Dan tanah ini dibangun masjid, pembangunan menggunakan uang pribadi pemilik tanah," katanya.

Tetapi, lanjut Mulyono, memang lahan tersebut tidak diwakafkan. Sehingga, sertifikat memang masih atas nama pemilik lahan. Mulyono menuturkan, awalnya keberadaan masjid itu akan digunakan untuk singgah saja, jika keluarga melakukan ziarah ke makam leluhur yang berada tidak jauh dari masjid.

"Dulu mungkin awalnya masjid ini digunakan untuk salat setelah keluarga ziarah, kan makam orang tuanya juga dekat. Tapi kemudian digunakan untuk umum," katanya.

Baca Juga: Maling Gondol Sepeda di Masjid Surodinanggan, Pemilik Kaget Usai Salat Isya

Kontributor : Ari Purnomo

Load More