SuaraJawaTengah.id - Matinya ribuan ikan di Bengawan Solo kawasan Kabupaten Sragen membuat Dinas Lingkungan Hidup (DLH) setempat mengambil sampel air untuk diteliti lebih lanjut pada Selasa (5/11/2019).
Rencananya, sampel air tersebut akan dibawa ke Laboratorium Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo untuk diuji kandungan limbah di dalamnya.
Sampel air Bengawan Solo yang akan diteliti tersebut diketahui berwarna hitam kehijauan akibat tercemar limbah industri.
“Kondisi air di Sungai Bengawan Solo di Sragen ini hampir sama dengan di Karanganyar, Solo, dan Sukoharjo. Perusahaan-perusahaan yang buang limbah itu ada di bagian hulu, tetapi Sragen ikut terkena dampaknya,” kata Kepala DLH Sragen Samsuri seperti diberitakan Solopos.com-jaringan Suara.com pada Selasa (5/11/2019).
Baca Juga: Ribuan Ikan Mati Misterius di Bengawan Solo, Warga: Rasanya Aneh
Meski begitu, Samsuri mengklaim tidak ada industri besar atau UMKM di wilayahnya yang membuang limbah ke Bengawan Solo. Namun, beberapa dari UMKM memang kedapatan membuang limbah ke Sungai Garuda yang merupakan anak Sungai Bengawan Solo.
Belum lama ini, BLH Sragen memeriksa kondisi Sungai Garuda yang sudah tercemar limbah dari pabrik tahu dan ternak komunal.
“Untuk Sungai Garuda, kami sudah punya rencana strategis dalam rangka mengurangi pencemaran air pada 2021. Ini membutuhkan kerja sama dengan sejumlah instansi terkait. Kami perlu menganggarkan dana untuk membangun IPAL atau merevitalisasi IPAL yang sudah rusak. Kami berharap bantaran sungai bisa tertata lebih rapi, ada jalan dan taman,” kata Samsuri.
Untuk diketahui, ribuan ikan sapu-sapu ditemukan mati di Sungai Bengawan Solo wilayah Sidoharjo, Sragen. Warga sekitar menduga ribuan ikan itu mati akibat air Bengawan Solo tercemar limbah yang berasal dari sejumlah pabrik di kawasan Sukoharjo hingga Karanganyar.
Baca Juga: Bengawan Solo Kering Kerontang, Warga Jregeng Gresik Krisis Air Bersih
Berita Terkait
-
LPKR Alihkan 3.200 Ton Sampah, Perkuat Inisiatif 3R
-
Cara SIG Turunkan Emisi Karbon, Manfaatkan Limbah Jadi Energi Bersih
-
Kolaborasi Riset Indonesia-Australia, Wujudkan Swakelola Limbah dan Ekonomi Sirkular di Citarum
-
Aksi Tumpuk Sampah di Praha Bikin Heboh, Ajak Warga Peduli Limbah Tekstil
-
Kurangi Limbah Plastik, BOLD Terapkan Program Trade-In
Terpopuler
- Dicoret Shin Tae-yong 2 Kali dari Timnas Indonesia, Eliano Reijnders: Sebenarnya Saya...
- Momen Suporter Arab Saudi Heran Lihat Fans Timnas Indonesia Salat di SUGBK
- Elkan Baggott: Hanya Ada Satu Keputusan yang Akan Terjadi
- Elkan Baggott: Pesan Saya Bersabarlah Kalau Timnas Indonesia Mau....
- Kekayaan AM Hendropriyono Mertua Andika Perkasa, Hartanya Diwariskan ke Menantu
Pilihan
-
Dua Juara Liga Champions Plus 5 Klub Eropa Berlomba Rekrut Mees Hilgers
-
5 Rekomendasi HP Infinix Sejutaan dengan Baterai 5.000 mAh dan Memori 128 GB Terbaik November 2024
-
Kenapa KoinWorks Bisa Berikan Pinjaman Kepada Satu Orang dengan 279 KTP Palsu?
-
Tol Akses IKN Difungsionalkan Mei 2025, Belum Dikenakan Tarif
-
PHK Meledak, Klaim BPJS Ketenagakerjaan Tembus Rp 289 Miliar
Terkini
-
Wapres Gibran Dukung UMKM dan Pemberdayaan Ekonomi Perempuan di Semarang
-
Dari Tambakmulyo untuk Jateng: Mimpi Sanitasi Layak Menuju SDGs
-
Pengamat Nilai Program Pendidikan Gratis dan Rp300 Juta per RW dari Yoyok-Joss Realistis
-
Perebutan Suara NU: Luthfi-Yasin vs Andika-Hendi, Siapa Lebih Unggul?
-
Wapres Gibran Tinjau Program Makan Bergizi di SMKN 7 Semarang, Siswa Sambut Antusias