SuaraJawaTengah.id - Sebanyak 199 dari 266 desa di wilayah Kabupaten Banjarnegara masuk dalam zona merah potensi bencana rawan longsor. Dari 199 desa yang berpotensi, semua tersebar di 20 kecamatan yang ada di Kabupaten Banjarnegara.
Hal itu dikatakan Kepala BPBD Banjarnegara, Arief Rahman saat dihubungi melalui sambungan telepon wartawan dari Purwokerto.
"Kalau dilihat dari wilayah Banjarnegara, kita sudah melakukan kajian, dari 266 desa dan 12 kelurahan, itu ada 199 desa rawan longsor. Lebih dari setengah wilayah kita. Yang memang menonjol di sini itu longsor," kata Kepala BPBD Banjarnegara, Arief Rahman, Rabu (18/12/2019).
Arief mengatakan ada beberapa faktor yang menyebabkan wilayah tersebut rawan longsor yaitu, jenis tanah, kemiringan tanah dan pola tanam masyarakat.
Baca Juga: Hujan Deras, Jalur Banjarnegara-Wonosobo Terputus Akibat Longsor
"Ketiga-tiganya faktor itu, kita semua masuk. Untuk itu kami melakukan mitigasi bencana dengan penguatan kapasitas di daerah rawan, lalu melakukan sosialisasi secara intens dan pembentukan desa tangguh bencana. Hal itu untuk mengurangi kerugian yang ditimbulkan baik secara materi maupun korban jiwa," kata Arief.
Untuk kejadian longsor pada tahun 2019 dari awal tahun sampai memasuki musim kemarau sudah ada 139 kejadian.
"Kalau mulai masuk musim penghujan ini sudah bertambah sekitar 12 kali longsor kurang lebih. Jadi totalnya sampai dengan hari ini ada 161 kejadian longsor. Dari semua kejadian itu, korban jiwa yang ditimbulkan ada satu satu warga meninggal," katanya.
Jumlah personel dari BPBD Banjarnegara untuk saat ini sekitar 30 orang. Ditambah dengan relawan lain dari lintas sektoral dan organisasi massa.
"Kita ada relawan yang cukup banyak, ini yang kita berdayakan. Makanya dengan adanya desa tangguh bencana, di desa yang rawan longsor, menjadi pioneer jika suatu saat terjadi bencana longsor," lanjutnya.
Baca Juga: Kepala Desa Sekaligus Aktivis Lingkungan di Banjarnegara Hilang Misterius
Arief mengimbau agar masyarakat dapat memahami ancaman yang ada. Lalu kenali tanda-tanda ketika ada hujan dengan intensitas tinggi dan peka jika ada sumber mata air dari atas yang tiba-tiba hilang serta terdapat suara gemuruh.
Berita Terkait
-
Mudik Gratis Banjarnegara, Hanya Orang Dengan Syarat Ini yang Bisa Mendaftar
-
Terbang ke India, Prabowo Tetap Pantau Bencana Longsor di Pekalongan: Bantuan Harus Cepat dan Tepat Sasaran
-
Penyambutan Jokowi Saat Kunjungan ke Bank Sampah di Banjarnegara Tuai Pro Kontra
-
Dikawal 191 Polisi Saat Kunjungan ke Banjarnegara, Publik Pertanyakan Anggaran Jokowi: Duit Rakyat?
-
Kenali Penyebab Serangan Jantung, IDI Banjarnegara Berikan Informasi Pengobatan
Terpopuler
- Jerman Grup Neraka, Indonesia Gabung Kolombia, Ini Hasil Drawing Piala Dunia U-17 2025 Versi....
- Kiper Belanda Soroti Ragnar Oratmangoen Cs Pilih Timnas Indonesia: Lucu Sekali Mereka
- Jabat Tangan Erick Thohir dengan Bos Baru Shin Tae-yong, Ada Apa?
- TIPU UGM Daftarkan Gugatan Dugaan Ijazah Palsu Jokowi ke Pengadilan
- Rebut Mic dari Pengacara, Adab Lisa Mariana Kena Sentil Psikolog: Emang Ini Sinetron?
Pilihan
-
Massa Dikabarkan Geruduk Rumah Jokowi Soal Ijazah Palsu, Hercules: Itu Asli, Jangan Cari Masalah!
-
Koster Minta Dinas Pertanian Bali Belajar ke Israel : Jangan Gitu-Gitu Aja, Nggak Akan Maju
-
Tanpa Tedeng Aling-aling, Pramono Sebut Bank DKI Tidak Dikelola Profesional: Banyak Kasus Terus!
-
5 HP Murah Mirip iPhone 16: Harga Mulai Sejutaan, Bikin Orang Terkecoh!
-
Kiprah La Nyalla Mattalitti Saat Geger Geden PSSI Kini Rumahnya Digeledah KPK
Terkini
-
Pemprov Jateng Siapkan Strategi Komprehensif Lindungi Pekerja Migran
-
Harapan Baru Pasien Kanker Darah, RSUP Kariadi Hadirkan Layanan Cangkok Sumsum Tulang
-
Yuk, Klaim Saldo DANA Kaget Hari Ini! Siap Pakai untuk Belanja, Bayar Tagihan, hingga Jajan Online!
-
BRI Pattimura Sosialisasikan Layanan BRIguna kepada Pegawai PT KAI Daop IV Semarang
-
Perjalanan Terakhir Murdaya Poo: Dikremasi Secara Tradisional di Pelataran Borobudur