Scroll untuk membaca artikel
Reza Gunadha
Minggu, 22 Desember 2019 | 16:29 WIB
Ilustrasi ular kobra. (Pixabay/Herbert Aust)

AIW memiliki jaringan sukarelawan se-kabupaten. Ular yang ditangkap dikarantina sepekan hingga dua pekan lalu dilepaskan ke habitatnya di perbukitan sekitar Selogiri dan Alas Kethu.

Warga yang membutuhkan bantuan bisa menghubungi ke nomor 081319036345.

“Tadi pagi [Minggu] kami menindaklanjuti laporan dari Nguter. Ada warga yang melihat ular kobra jawa. Syukur bisa kami tangkap,” ulas lelaki yang mendapat pengetahuan tentang ular dari Yayasan Ular Indonesia itu.

Menurut dia, banyak ular ditemukan di permukiman warga karena beberapa faktor yang saling mendukung, yakni melonjaknya populasi, minimnya binatang predator atau pemangsa ular, dan semakin sempitnya habitat asli ular.

Baca Juga: Jempolnya Dipatuk Ular, Warga Parung Dilarikan ke RSUD Depok

Sekarang ini populasi predator ular, seperti luwak, garangan, biawak, dan burung elang sedikit karena diburu. Orang memburu untuk diawetkan sebagai hiasan atau dagingnya dikonsumsi.

Biasanya orang berburu menggunakan tembak atau anjing. “Akibatnya populasi ular tak terkontrol. Terlebih sekarang ini telur-telur ular sudah banyak yang menetas. Ular bertelur setiap menjelang penghujan dan menetas awal penghujan. Kalau dulu biawak dan garangan sering saya jumpai di ladang. Sekarang enggak ada,” ucap Faisal.

Rekan Faisal, Puji Santoso, 24, menimpali habitat ular kian tergusur lantaran dibangun permukiman.

Akibatnya ular mencari tempat persembunyian di permukiman, khususnya di tempat yang lembab dan gelap.

Itulah sebabnya ular sering ditemukan di sela tumpukan barang di dalam maupun di luar rumah.

Baca Juga: Ular Kobra dan Sanca 4 Meter Gegerkan Aksi Kerja Bakti di Jatinegara

Upaya antisipasi paling efektif agar ular tak masuk rumah atau pekarangan adalah membersihkan tumpukan barang.

Load More